OPINI : Social Distancing (Individu dan Masyarakat), Perubahan Sosial Lewat Komunikasi Digital Saat Pandemi
Oleh : khoirul Anwar, Cabang Malang
Kehadiran pandemi penyakit corona virus 2019 (Covid-19) telah mengubah tatanan dunia dalam waktu singkat. Mungkin tidak ada yang bisa membayangkan bahwa pandemi ini akan menyebabkan begitu banyak penderitaan manusia. Dalam waktu singkat, pandemi menyebar dengan cepat dan luas, merenggut banyak nyawa. Secara sosiologis, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan perubahan sosial yang tidak direncanakan. Artinya, perubahan sosial yang terjadi secara sporadis dan tidak diinginkan oleh masyarakat. Akibatnya, ketidak siapan masyarakat terhadap pandemi ini menyebabkan gangguan sosial di segala aspek kehidupan masyarakat.
Penyebaran virus corona ini telah membawa perubahan di masyarakat, salah satunya adalah di bidang komunikasi. Orang harus terbiasa. Perubahan terjadi dalam cara orang berkomunikasi, berpikir dan bertindak. Padahal, perubahan masyarakat akibat bencana corona ini sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi melalui digitalisasi, yang kita sadari dan tanpa kita sadari. Stephen W. Dalam bukunya Theories of Human Communication (Sendjaja, 2014), Littlejohn memberikan tiga pendekatan komunikasi antar manusia.
1. Pendekatan saintifik (ilmiah dan empiris). Secara umum, pendekatan ini berlaku di kalangan ilmuwan eksakta. Perspektif yang menekankan pada unsur objektivitas dan pemisahan antara yang diketahui (subjek yang diketahui dan dipelajari) dan yang diketahui (subjek pelaku atau pengamat).
2. Pendekatan humanistik (Interpretative Humanities). Ini adalah pendekatan perspektif yang mengarah pada prinsip subjektivitas. Orang-orang mengamati sikap dan perilaku orang-orang di sekitar mereka, mengasimilasi mereka dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan orang-orang di sekitar mereka.
3. Pendekatan ilmiah sosial. Ini adalah kombinasi dari pendekatan ilmiah dan kemanusiaan, dan subjek penelitian adalah kehidupan manusia, termasuk memahami perilaku manusia.
Jelas bahwa orang membutuhkan kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan orang-orang di sekitar mereka. Begini penampakan pandemi Covid-19 Corona dalam hubungan yang jauh dari ideal.
Penerapan (Social Distancing), Interaksi Manusia dan Komunikasi Digital
Penting untuk di renungi dan berpikir bahwa Social Distancing dan menjaga jarak tidak membuat kita berhenti bersosial. Hanya saja saya tidak terbiasa memindahkan ruang fisik ke ruang virtual dalam keseharian kita. Komunikasi digital sangat dekat di sekitar kita, yang sebenarnya sangat berkontibisi besar dalam kehidupan sosial.meskipun dengan adanya Social Distancing kita tetap bisa bersossialisasi melalui berbagai media di era globalisasi ini yang menunutut pada kecanggihan komunikasi digital untuk tetap berinteraksi sosial. Media-media yang tersedia dapat di manfaatkan sebagai media pemasaran, media interaksi, media pembelajaran. Jembatan-jembatan melalui media tersebut tentunya dapat memberikan edukatif, informatif dan persuasife. Media yang dimaksud yang di gunakan tanpa melakukan kontak fisik meliputi Whatsap, Instagram, Twiter, Facebook dan lainnya
Bukankah ini sudah menjadi gaya hidup kita, termasuk orang Indonesia? Misalnya, kebiasaan bangun tidur langsung mencari gadgetnya meskipun sebatas cek pesan masuk, lihat status, dan lainnya.Saat belum terjadi wabah pandemik Covid-19, kita seringkali disibukkan dengan aktivitas melalui komunikasi sosial yang di mana komunikasi dilakukan tidak harus kontak fisik atau tatap muka. Artinya masyarakat tetap bisa melakukan interaksi sosial dengan menggunakan teknologi komunikasi, terutama media sosial. Kala itu sempat menjadi kekhawatiran, terutama untuk generasi penerus, dalam lunturnya keakraban secara langsung karena masing-masing seperti memiliki dunianya sendiri. Namun sekarang seolah melempar kesalahan pada kebijakan pemerintah dengan adanya pembatasan jarak sosial. Teknologi saat ini sudah berkembang demikian pesat sehingga kita bisa tetap saling terhubung tanpa harus secara fisik berada di dalam ruangan atau tempat yang sama, Dengan begitu interaksi kita hanya terbatas pada jarak Social Distancing namun tidak terbatas dalam berkomunikasi, meskipun ada kalanya akan lebih efektif jika di lakukan dengan berkomunikasi lansung secara tatap muka dalam satu ruangan (Komunikasi Interpersonal). Tidak hanya interaksi individu dengan individu yang lain saja yang terkungkung dalam dimensi dunia maya, tetapi perekonomian pasca pandemi ini merubah perekonomian. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan menurunnya perekonomian dan aktivitas di berbagai sektor dan wilayah di Indonesia. Walau economic shock yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 berangsur mereda seiring stabilnya pasar keuangan domestik dan menggeliatnya beberapa sektor perekonomian. Akan tetapi mengingat sifatnya yang memukul baik sisi penawaran mau pun permintaan dari perekonomian, upaya pemulihan masih memerlukan lebih banyak waktu.