Tampilkan postingan dengan label Asik Main Buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Asik Main Buku. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Februari 2023

Memulai Sebuah Perubahan Dari Diri Sendiri ( Ibdak Binafsik)

Memulai Sebuah Perubahan Dari Diri Sendiri ( Ibdak Binafsik) 

"Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?"  (Qs. As-Shaf :2)

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (Qs. Ar-Ra;d:11)

“Jika ingin memulai sebuah perubahan, maka mulailah dengan 3M (mulailah dari diri sendiri, mulailah dari hal yang kecil, dan mulailah dari sekarang)”.
 

            Banyak orang indonesia yang mulai desperate melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang semakin memburuk hampir dari semua bidaang, tidak hanya bidang pendidikan. Banyak yang beranggapan bahwa untuk memperbaiki situasi dan kondisi bangsa ini, harusnya si A yang berubah, harusnya si B yang berubah (berharap oranglain dulu yang  berubah). Teringat akan tulisan Westaminster Abbey, saat sebelum meninggal. Abbey adalah arsitek kerajaan Inggris dan sangat dekat dengan kekuasaan kerajaan Inggris. Saat mudanya, Abbey, sangat berapi-api, semangat menggebu, dan optimis untuk mengubah dunia, karena didukung oleh kecerdasanya, keautentikannya, dan dekat dengan kerajaan. Namun saat beliau mendekati ajal, di situlah beliau baru menyadari kekeliruanya dan membuat tulisan puisi untuk dipetik pelajarannya.

“ketika aku masih muda dan bebas berkhayal
Aku bermimpi ingin mengubah dunia.
Seiring dengan bertaambahnya usia daan kearifanku,
kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah
maka cita-cita itu agak kupersempit,
lalu kuputuskan hanya untuk mengubah negriku.
Namun tampaknya, hasrat itupun tiada hasilnya.
Ketika usiaku semakin senja,
Dengan semangatku yang masih tersisa,
Kuputuskan untuk mengubah keluargaku.
Tetapi celakanya, merekapun tidakmau diubah!
Dan kini,
Sementara aku berbaring,
Saat ajal menjelang tiba-tiba, kusadari.
Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku,
Maka dengan menjadikan diriku panutan,
Mungkin aku bisa mengubah keluargaku.
Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka,
Bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negriku, kemudian siapa tahu,
Aku bahkan bisa mengubah dunia” 

            Inspirasi apa yang bisa kita ambil dari puisi tersebut? kita bisa mencari (meraskan) pesan yang ingin disampaikan Abbey dalam puisi tersebut. kalau dalam bahasa awam kita sehari-hari, bisa dipetik pelajaran:

            “ini loh saya, saya jenius, saya itu arsitek kerajaan inggris, saya dekat dengan raja penguasa inggris, mau ngapain saja saya bisa loh”. Namun pada akhirnya menjelang ajal dia baru menyadari kekeliruannya. “saya yang pada jamannya begitu hebat, tapi tidak mampu mengubah apa pun. Jangan sampai kalian seperti saya, baru sadar ketika mendekati ajal”.

            Oleh karena itu untuk melakukan suatu perubahan, mulailah dari sekarang, dari hal yang terkecil dan ubahlah diri sendiri (ibda’ bi nafsik) terlebih dahulu.

 

Daftar pustaka

Atho’ Illah.2015. Menjadi Manusia Sesungguhnya. Yogyakarta Lingkar Media


Rabu, 08 Februari 2023

Telikungan Kapitalisme Global Dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia

 

Telikungan Kapitalisme Global Dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia

            Buku Telikungan Kapitalisme Global Dalam Sejarah  Kebangsaan  Indonesia ini merupakan sebuah karya yang sangat berbobot, tajam, padat, kontroversial dan penuh provokatif terhadap sejarah kebangsaan indonesia, dari dulu hingga kini, mulai dari era berdirinya indonesia hingga bercokolnya dinasti kapitalisme global, mulai dari era-era awal Indonesia ditemukkan hingga era reformasi seperti saat ini. Beberapa sisi “pembaca ulung” mungkin tidak asing bagi telinga kita, akan tetapi juga ada beberapa sisi bahkan banyak di antaranya yang (kadang) belum diketahui, dan untuk itu mengejutkan kita. Salah satu keunggulan analisis penulis buku ini adalah terleak pada sistematika, keruntutan dan keutuhannya dalam menganalisis suatu gerak sejarah, serta sisipan analisis  dan data di sana sini yang tergolong baru dan langka. Beberapa analisisnya yang terasa segar dan otentik, bahkan tidak kita temukan dalam discourse dan wacana “resmi” yang kita kaji dan kita kunyah selama ini.

            Buku ini layak untuk dikaji ulang dan dibuat dialog diskusi bagi aktivis, pelajar, muharrik yang nasionalis dan semua kalangan yang haus akan intelektual agar terjadi pergumulan pemikiran yang dealektik. Buku kontroversial ini tidak banyak orang yang mengetahuinya. Buku yang tipis ini mengajak kita menyelami sejarah indonesia yang penuh carut marut, buku ini akan membangkitkan empati kita akan keadaan sosial yang terjadi dan daya kritis kita. Dalam buku ini dijelaskan bahwa setiap peristiwa yang terjadi di indonesia dan seluruh belahan dunia ada yang mendalangi semua kejadian tersebut (tangan tangan gaib), mulai dari kebijakan ekonomi, politik bahkan tatanan sebuah negara.

            Analisis tentang Indonesia dan konstelasi global dalam buku ini secara sederhana dibagi dalam tiga fase sejarah dengan berbagai varian di dalamnya, yaitu periode pra-kemerdekaan yang dibatasi pada munculnya semangat nasionalisme, masa kemerdekaan dibawah pengaruh perang dingin, dan masa Orde Baru yang berujung pada era reformasi.

Foto Hasyim Wahid (Gus lim)

           Buku yang tipis ini merupakan  karya Hasyim Wahid yang akrab di paggil Gus lim, beliau adalah adik KH Abdurrahman Wadid (Gus Dur) merupakan sosok “misterius” yang entah mengapa sering menghindar dari pulikasi.  Gus Iima dalah sosok yang aktif bergerak dengan lipatan-lipatan sejarah di tanah air, ikut menceburkan diri dalam arus perubahan, tapi lebih sering berada di belakang layar, daripada menampakkan diri di media masa dan hingar bingar publikasi. Gus Iim merupakan sosok nyantrik yang punya mobilitas sosial dan basis intelektual / konseptual yang memadai. Dia  tipe petualang ide yang mengasah pemikirannya secara otodidak.

          

Selasa, 31 Januari 2023

Kontemplasi Pemikiran Ilmuan Islam

 

Kontemplasi Pemikiran Ilmuan Islam

Oleh : Khoirul Anwar

 


Nabi Saw bersabda, “berpikir 1 jam itu lebih baik daripada ibadah sunnah selama 60 tahun.” (dalam riwayat lain disebutkan 70 tahun)

Sayidina Ali Karamallohu Wajhahu, mengatakan : “ tidak ada ibadah (lebih bernilai) seperti tafakur”.

Ulam’ Ahli Ma’rifat mengatakan : “ Pikiran itu merupakan pelitanya hati, apabila sudah hilang gelaplah hatinya”.

 

            Bagaimana pandangan dunia islam tentang filsafat? Perlukah adanya filsafat dalam dunia islam? Bukankah filsafat membuat iman seseorang goyah?  Dunia islam melupakan sejarah, para ilmuan islam dulu mengembangkan ilmunya melalui ilmu filsafat. Lalu lahirlah ilmu-ilmu yang lain.

            Kekurangan dunia islam saat ini hanya mengutamakan ke ilmuan fikih yurisprudensi, dan tasawuf sehingga keilmuannya setatis tidak dinamis, maka dunia islam terjebak dalam kejumudan berfikir, dan memgalami degradasi, dekadensi keilmuan. Menurut ibnu rusyd dengan adanya filsafat daya fikir kerits akan keilmuan ummat islam bisa berkembang.

            Islam terkenal dengan keilmuannya, kekritisannya dalam menyikapi berbagai hal, dan salah satu ilmu yang membuat kita berfikir kritis adalah ilmu filsafat. Atau dalam dunia islam di kenal dengan nama familiar falsafah.

Al-Imam al-Ghazali ( Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, wafat 505H/1111M) di kota Ghazal, Persia. Kiatan yang ditulis oleh Imam Al-Gazali (Tahafut Al – Falasifah ) ini menyanggah beberapa pemikiran yang dikemukakan para filsuf diantaranya seputar masalah Ketuhanan, alam semesta, jagat raya, metafisika, keimanan, dan kemampuan nalar akal manusia.

"Setelah melihat nadi kebodohan berdenyut dalam diri orang-orang bodoh itu. saya merasa penting untuk menulis buku ini sebagai sanggahan atas para filosof terdahulu serta eksplorasi atas kerancuan dalam keyakinan berikut inkonsistensi berbagai teori mereka dalam persoalan yang terkait dengan metafisika. Tahafut Al – Falasifah ini juga akan menyingkap relung-relung terdalam dari elemen pemikiran mereka yang dapat mewujudkan suka cita kaum intelektual dan memberikan pelajaran pada para cendikiawan. yang saya maksud disini adalah persoalan-persoalan akidah dan pendapat-pendapat yang menjadi medan perdebatan dengan kelompok mayoritas umat islam". (Imam al-Ghazzalli)

            Melalui karya monumentalnya ini, Abu Hamid al-Gazali telah menelanjangi kerancauan dari pemikiran para filsuf. Demi memuluskan ambisi-nya itu, al-Gazali masuk ke dalam gelanggang filsafat dan langsung menyerang, alih-alih mempertahankan keyakinan sendiri. Diakui atau tidak, cengkeraman kutukan al-Gazali terhadap filsafat lewat karyanya ini begitu menggurita. Meski demikian, justru yang kemudian dibantah oleh Ibnu Rusyd melalui Tahafut at-Tahafut ini telah menjadi diskursus filsafat di dunia Islam menjadi semakin sehat dan penuh gairah, hingga saat ini.

            Ibnu Rusyd (Abu al-Walid Muhammad Ibn Ahmad Ibn Rusd,wafat 595H / 1198 M), lahir dan dibesarkan di cordova. Ia adalah filsuf kenamaan yang tidak hanya dikenal di kalangan Islam, melainkan juga di kalangan pemikir-pemikir barat. Selain menulis filsafat, Ibnu Rusyd juga menulis tentang pengobatan, fauna, kosmologi, teologi, logika dan lain-lain. Di antara berbagai karyanya itu, yang paling masyhur adalah Tahafut At-Tahafut. Kitab ini lahir sebagai sanggahan terhadap Al Ghazali yang berjudul Tahafuf Al-Falasifah (kerancuan para filsuf). Kitab Tahafut At_Tahafut ini dikemas dalam bentuk polemik. Pertama-tama ditampilkan kritik dan argumentasi Al-Ghazali terhadap pemikiran filsafat, kemudian diikuti dengan kritik dan argumentasi Ibnu Rusyd terhadap pemikiran Al-Ghazali. Kritik atas kritik yang yang dibangun Ibnu Rusyd merupakan wahana untuk membentuk sikap kritis di kalangan umat Islam.

       Pada abad ke-14, yakni sekitar masa satu generasi sesudah padamnya gelombang kedua Hellenisme, Ibnu Taimiyah (Taqi al-Din Ahmad Ibnu Taimiyah, wafat 728 H/1328 M), seorang pemikir pembaharu dari Damaskus, telah secara sangat dini menyadari kesalahan prinsipil keseluruhan bangunan filsafat dan Kalam, dan dengan sangat kompeten membongkar kepalsuan logika Aristoteles (ilmu mantiq) yang banyak menguasai jalan pikiran para sarjana islam, termasuk misalnya, al-Ghazali yang menolak filsafat itu. Ibnu Taimiyah sering digambarkan sebagai seorang pemikir fanatik dan reakioner. Dalam usahanya membongkar otoritas Falsafah Ibnu Taimiyah telah menulis berbagai karya khusus. Salah satunya ialah Al-Raad ‘ala al-Manthiqiyyin (“Bantahan Kepada Para Ahli Logika”), yang dihargai sangat tinggi oleh para sarjana modern, yang membuatnya dapat di anggap sebagai peletak dasar pertama bagi logika John Stuart  Mill dan pendahulu filsafat David Hume. Sebuah karya lainnya di tulis Ibnu Taimiyah sebagai kritik yang ditunjukkan kepada filsafat ibnu rusyd  dalam bukunya, al’Kasf ‘an Manahij al-Adillah (“Penyikapan Berbagai Metode Pembuktian”).

            Melihat sekilas dari sejarah khazanah keilmuan pemikir islam di atas kita dapat mengambil hikmah kita harus semangat dalam bertholabul ilmi, dan ini merupakan sebuah PR besar bagi pemeluk agama islam terlebih lagi generasi muda islam agar lebih semangat dan memacu ghiroh akan keilmuan.

RESUMAN DASAR KAIDAH BERFIKIR LOGIKA DLAM ILMU MANTIK

 




RESUMAN DASAR KAIDAH BERFIKIR LOGIKA DLAM ILMU MANTIK

        Ketika kita dalam ruang lingkup diskusi kita selalu terjebak dalam kaidah berfikir yg di warisi oleh kaum sofis yunani yaitu debat kusir yang tanpa henti, saling menyalahkan, dan merasah jawabanya yang paling benar. Kaum sofis yunani selalu bermain-main dengan terma-terma tertentu tanpa perduli dengan makna-makna yang di kandungnya. Sampai sekarang orang-orang seperti itu, kita sering saksikan. Kerusuhan dan keresahan yang kita lihat dewasa ini, sering kali bermula dari orang-orang seperti itu. Maka dalam kajian ilmu mantik di bentuklah dasar-dasar kaidah berpikir, agar dalam berpikir dan berdiskusi kita berpikir logis dan tidak membuat definisi dan nalar logika sekehendaknya ( sak karepe dewe). Tidak hanya dalam ruang lingkup diskusi, dalam berselancar di dunia MEDSOS kita selalu terburu-terburu dalam memaknai arti dan terburu menyalahkan seseorang, bahkan mengkafir syirikkan yang berbeda faham dengan kita. Dengan belajar dasar kaidah berfikir mantik semoga kita semakin awas, dan mawasdiri dalam memaknai hidup dan segala persoalan.

Dasar Istidlal /inference ( peroses pengambilan dalil ) dalam kaidah berfikir:

1.      Qanun adz – Dzatiyah / Qonun al – huwawiyah ( Law of identity)

   Secara seserhana, kaidah pertama ini hendak menegaskan bahwa setiap sesuatu itu memiliki hakikat dan ciri khasnya yang bersifat tetap, yang dengan ciri khas tersebut mereka saling berbeda satu sama lain dan tidak bisa di persamakan.  Dua hal yang berbeda tidak boleh di anggap sama.

Contoh: “tuhan dan makhluk. Hakikat tuhan dan makhluk sudah jelas berbeda. Karena itu menurut hukum logika, kita tidak bisa mengatakan bahwa allah itu makhluk dan makhluk itu adalah allah. Allah ya allah. Mahluk ya makhluk. Tidak bisa di persamakan.”

2.      Qanun ‘Adam at -Tanaqudh ( Lau of noncontradiction)

   Dua hal yang bertentangan tidak mungkin terhimpun.

Contohnya:” anda tidak bisa mengatakan bahwa dzat tuhan itu esa, tetapi sekaligus berbilang. Mengapa ? Karena ke esaan dan keterbilangan adalah dua hal yang bertentangan. Dua hal yg bertentangan tidak mungkin dapat terhimpun. Dan akal sehat kita jelas akan mengamini itu. Tapi, anda bisa saja mengatakan dzat tuhan itu esa, tetapi sifatnya berbilang. Kenapa? Karena subjek yang di maksud sudah berbeda. Yg pertama dzat yang kedua sifat.

3.      Qanun al – imtina’ / Qanun ats-Tsalits al-Marfu’( Law of Exluded Middle)

   Dua hal yang bertentangan itu tidak mungkin saling mendustakan satu sama lain ( an-naqidhan la yukadzdzibain). Dengan ungkapan lain, salah satu dari dua hal yang bertentangan itu harus benar. tidak ada kemungkinan ketiga. Yang ketiga sudah terangkat karena itu kaidah ini dibsebut sebagai kaidah “ kemungkinan ketiga yg terangkat” ( ats- tasalits al_ marfu’).

Contoh sederhana hitam dan putih. Dua warna itu saling berlawanan tapi sebenarnya tidak saling bertentangan. Anda bisa saja mengatakan bahwa barang ini tidak hitam, juga tidak putih. Karena bisa jadi hijau, kuning, merah dan seterusnya.

   Tetapi, anda tidak bisa mengatakan bahwa barang ini hitam sekaligus putih. Kalaupun hitam dan putih itu berkumpul, hitam ya tetap hitam, putih ya tetap putih. Jika keduanya melebur maka yang terlahir bukan hitam ataupun putih, melainkan warna lain.

Minggu, 28 Agustus 2022

OPINI : Social Distancing (Individu dan Masyarakat), Perubahan Sosial Lewat Komunikasi Digital Saat Pandemi



OPINI : Social Distancing (Individu dan Masyarakat), Perubahan Sosial Lewat Komunikasi Digital Saat Pandemi

Oleh : khoirul Anwar, Cabang Malang

    Kehadiran pandemi penyakit corona virus 2019 (Covid-19) telah mengubah tatanan dunia dalam waktu singkat. Mungkin tidak ada yang bisa membayangkan bahwa pandemi ini akan menyebabkan  begitu banyak penderitaan manusia. Dalam waktu singkat, pandemi  menyebar dengan cepat  dan luas, merenggut banyak nyawa. Secara sosiologis, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan perubahan sosial yang tidak direncanakan. Artinya, perubahan sosial yang terjadi secara sporadis dan tidak diinginkan oleh masyarakat. Akibatnya, ketidak siapan masyarakat terhadap pandemi ini  menyebabkan gangguan sosial di segala aspek kehidupan masyarakat. 
    Penyebaran virus corona ini telah membawa perubahan di masyarakat, salah satunya adalah di bidang komunikasi. Orang harus terbiasa. Perubahan terjadi dalam cara orang berkomunikasi, berpikir dan bertindak. Padahal, perubahan masyarakat akibat bencana corona ini sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi melalui digitalisasi, yang kita sadari dan tanpa kita sadari. Stephen W. Dalam bukunya Theories of Human Communication (Sendjaja, 2014), Littlejohn memberikan tiga pendekatan komunikasi antar manusia.
1. Pendekatan saintifik (ilmiah dan empiris). Secara umum, pendekatan ini berlaku di kalangan ilmuwan eksakta. Perspektif yang menekankan pada unsur objektivitas dan pemisahan antara yang diketahui (subjek yang diketahui dan dipelajari) dan yang diketahui (subjek pelaku atau pengamat).
2. Pendekatan humanistik (Interpretative Humanities). Ini adalah pendekatan perspektif yang mengarah pada prinsip subjektivitas. Orang-orang mengamati sikap dan perilaku orang-orang di sekitar mereka, mengasimilasi mereka dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan orang-orang di sekitar mereka.
3. Pendekatan ilmiah sosial. Ini adalah kombinasi dari pendekatan ilmiah dan kemanusiaan, dan subjek penelitian adalah kehidupan manusia, termasuk memahami perilaku manusia.
Jelas bahwa orang membutuhkan kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan orang-orang di sekitar mereka. Begini penampakan pandemi Covid-19 Corona dalam hubungan yang jauh dari ideal.

Penerapan (Social Distancing), Interaksi Manusia dan Komunikasi Digital

    Penting untuk di renungi dan berpikir bahwa Social Distancing dan menjaga jarak tidak membuat kita berhenti bersosial. Hanya saja saya tidak terbiasa memindahkan ruang fisik ke ruang virtual dalam keseharian kita. Komunikasi digital sangat dekat  di sekitar kita, yang sebenarnya sangat berkontibisi besar dalam kehidupan sosial.meskipun dengan adanya Social Distancing kita tetap bisa bersossialisasi melalui berbagai media di era globalisasi ini yang menunutut pada kecanggihan komunikasi digital untuk tetap berinteraksi sosial. Media-media yang tersedia dapat di manfaatkan sebagai media pemasaran, media interaksi, media pembelajaran. Jembatan-jembatan melalui media tersebut tentunya dapat memberikan edukatif, informatif dan persuasife. Media yang dimaksud yang di gunakan tanpa melakukan kontak fisik meliputi Whatsap, Instagram, Twiter, Facebook dan lainnya
    Bukankah ini sudah menjadi gaya hidup kita, termasuk orang Indonesia? Misalnya, kebiasaan bangun tidur langsung mencari gadgetnya meskipun sebatas cek pesan masuk, lihat status, dan lainnya.Saat belum terjadi wabah pandemik Covid-19, kita seringkali disibukkan dengan aktivitas melalui komunikasi sosial yang di mana komunikasi dilakukan tidak harus kontak fisik atau tatap muka. Artinya masyarakat tetap bisa melakukan interaksi sosial dengan menggunakan teknologi komunikasi, terutama media sosial. Kala itu sempat menjadi kekhawatiran, terutama untuk generasi penerus, dalam lunturnya keakraban secara langsung karena masing-masing seperti memiliki dunianya sendiri. Namun sekarang seolah melempar kesalahan pada kebijakan pemerintah dengan adanya pembatasan jarak sosial. Teknologi saat ini sudah berkembang demikian pesat sehingga kita bisa tetap saling terhubung tanpa harus secara fisik berada di dalam ruangan atau tempat yang sama, Dengan begitu interaksi kita hanya terbatas pada jarak Social Distancing namun tidak terbatas dalam berkomunikasi, meskipun ada kalanya akan lebih efektif jika di lakukan dengan berkomunikasi lansung secara tatap muka dalam satu ruangan (Komunikasi Interpersonal). Tidak hanya interaksi individu dengan individu yang lain saja yang terkungkung dalam dimensi dunia maya, tetapi perekonomian pasca pandemi ini merubah perekonomian. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan menurunnya perekonomian dan aktivitas di berbagai sektor dan wilayah di Indonesia. Walau economic shock yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 berangsur mereda seiring stabilnya pasar keuangan domestik dan menggeliatnya beberapa sektor perekonomian. Akan tetapi mengingat sifatnya yang memukul baik sisi penawaran mau pun permintaan dari perekonomian, upaya pemulihan masih memerlukan lebih banyak waktu.

Kamis, 17 Januari 2019

Arti Persahabatan Dalam Ilmu Nahwu


Jika persahabatan diartikan dalam ilmu nahwu,
Maka jangan menjadi seperti "Laa Nafi" yang berpengaruh buruk pada teman
Sehinga menjadikannya berubah dari bentuk asalnya.

Akan tetapi jadilah seperti keberada'an "Nun Taukid"
Yang selalu menguatkan terhadap apa yang ia singgahi
Dan jagan pula seperti "Mudhof" yang selalu bergantung kepada orang lain.

Dan jangan seperti "Mudhof ilahi" yang senantiasa tundduk tanpa memiliki pendirian yang kuat
Tetapi jadilah seperti huruf  "Qod" yang masuk kepada "Fiil Madhi" dan selalu bersungguh-sungguh dalam mengejar cita-cita luhur.
Dan jangan egois seperti "Amil Nawasih" yang suka memutus atau merusak persahabatan yang sudah lama terjalin.
Maka jadilah seperti huruf "Athof" yang bisa menyambung tali persahabatan degan seutas kejujuran dan kesetiaan.

Itulah arti sebuah persahabatan yang sesungguhnya..


(SUJUD BERMUNAJAT CINTA)