Sabtu, 26 Januari 2019

Jangan menjadi gelas


  seorang guru menghampiri muridnya ketika jam pelajaran selesai. ada salah seorang murid yang belakangan ini wajahnya selalu murung.

 "kenapa kau selalu murung nak? bukankah banyak hal yang indah di dunia ini...? kemana perginya wajah bersyukurmu? sang guru bertanga.

 "pak guru, belakangan ini hidupku penuh dengan masalah, sulit bagi saya untuk tersenyum. masalah datang seperti tak ada habisnya...." jawabannya

 sang guru terkekeh."nak ambil segelas air dan 2 garam. bawalah kemari biar ku perbaiki suasana hatimu." zimurid pun beranjak dengan perlahan tanpa semangat. ia melakukan permintaa gurunya itu, lalu kembali lagi dengan membawa gelas dan 2 genggam garam di tanagnnya.

 "coba ambil segenggam garam dan masukkan ke segelaz air itu." kata sang guru."setelah itu coba kau minum airnya  sedikit." si murid pun melakukannya. wajahnya kini meringis  karna minum air asin.

 "bagaimana rasanya?" tanya sang guru."asin dan perutku jadi mual."  jawab si murid dengan wajah yang meringis. sang guru terkekeh  melihat wajah muridnya meringis keasinan."sekarang kau lihat aku .." sang murid membawa muridnya kedanau di dekat tempat mereka.

 "ambil garam yg tersisa, dan tebarkan ke danau." si murid menebarkan segenggang garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. rasa asin dimulutnya belum hilang,taapi tak di lakukannya. rasanya tak sopan meludah di hadapan guru,begitu pikirnya.

 "sekarang kamu coba minum air danau itu." kata sang guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk di dudukinya, tepat di pinggir danau. simurid menampungkan kedua tangannya , mengambil air danau dan membawanya kemulutnya, lalu meneguknya. ketika air danau yang dingin dan segar mengalir ditenggorokannya, sang guru bertanya kepadanya. "bagaimana rasanya?"

 "segar, segar sekali". Kata si murid sambil mengelap mulutnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air diatas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil dibawah. Dan sudah pasti air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa dimulutnya.

“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi..?” “tidak sama sekali” Kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

 “Nak,,” Kata sang guru setelah muridnya selesai minum. “Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang kamu alami sepanjang kehidupanmu itu, sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu.

 Jumlah tetap, segitu – segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir kedunia pun demikian. Tidak ada satupun manusia, walaupun dia seorang nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”

 Si murid terdiam, mendengarkan. “Tapi nak, ‘rasa asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah menjadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.”

 Kesimpulannya.. janganlah berpikiran sempit, karena kita punya 2 mata juga otak untuk berpandangan luas. Pandanglah kedepan seluas – luasnya. Maka, masalah yang anda hadapi akan terasa lebih mudah. (walaupun butuh pengorbanan).
Sekali lagi,, janganlah menjadi Gelas…..

Sumber : inmotivasi

0 komentar:

Posting Komentar