BAHAYA PENYALAH GUNAAN MEDIA INTERNET BAGI PENDIDIKAN DAN GENERASI
MUDA
Oleh: Khoirul Anwar
إِنَّ فِى يَدِ الشُّباَّنِ اَمْرَ اْلاُمَّةْ وَفِى اَقْدَامِهَا حَيَاتَهَا
“Ketahuilah bahwa di tangan
pemudalah urusan ummat dan di kakinyalah kehidupannya”
شَبَابُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَد
“Pemuda hari ini adalah tokoh masa
depan”
ﺣَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟْﻔَﺘَﻰ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻭَﺍﻟْﺘُّﻘَﻰ
“Kehidupan seorang pemuda adalah dengan ilmu dan ketakwaan”
Pemuda adalah aset
terpenting dalam sebuah Negara, bangsa, dan Agama. Karena pemuda bukan hanya
sekedar harapan regenerasi, akan tetapi adalah bibit-bibit yang akan meneruskan
sebuah peradaban hingga datangnya akhir zaman. Jika kita lihat pada kenyataan
pemuda saat ini, pemuda Islam mulai kehilangan spirit berjuang, spirit belajar,
padahal, sadar maupun tidak disadari (secara otomatis) pemudalah yang akan
meneruskan sebuah perjuangan-perjuangan Islam kedepannya. Zaman yang dinamis
bukan menjadi alasan untuk mundur, akan tetapi menjadi sebuah alasan untuk
bangkit dalam menciptakan genersi yang berkualitas dan unggul yang berpegang
teguh mengamalkan dan mendalami
Al-Qur’an dan Sunnah dengan lebih tepat dan bijak lagi.
Realitas Pemuda Islam Indonesia Zaman Now.
Tantangan bagi
seorang pemuda di era digital ini sangat beragam mulai dari pergaulan bebas,
media internet yang memanjakan dan selalu hidup di zona nyaman. Keterlenaan dan
kenyamanan fasilitas ini mengebiri
keretivitas generasi-generasi muda,
bagaimana tidak repetisi mereka hidup rebahan sambil berselancar di dunia internet
dan parahnya mereka bukan berselancar dalam dunia maya yang dampaknya positif
melainkan negativ.
Teknologi yang
menjerumuskan generasi muda ke dalam jurang kehinaan adalah media sosial atau
internet. Internet adalah salah satu faktor terbesar yang menyebabkan remaja
muslim masuk ke jurang kehinaan. Remaja banyak yang mulai memiliki rasa ingin
tahu yang berlebihan terhadap suatu hal yang baru. Dari media sosial pun banyak
dari remaja yang mulai mengenal lawan jenis. Mulai dari berkenalan, hingga
berpacaran. Apabila kita amati, di media sosial banyak remaja mem-posting
foto-foto yang menampakkan auratnya sehingga mencuri pandangan dari lawan
jenis. Hal tersebut banyak menimbulkan kerugian terhadap mental remaja. Banyak dari
remaja yang ingin meniru hal tersebut atau bahkan yang dulunya berhijab
sekarang memaparkan auratnya demi mengikuti trend remaja sekarang.
Adapun kelemahan
etika pergaulan remaja saat ini dipicu oleh beberapa faktor di antaranya:
kurangnya perhatian atau pengawasan orangtua, keluarga yang kurang teratur
sehingga tidak memperdulikan anak-anakya, pergaulan bebas karena kurang kasih
sayang orangtua, kurangnya pengetahuan agama. Dampak lain dari faktor tersebut
diantaranya sikap remaja yang mulai tidak peduli dengan hal sekecil apapun dan
tidak sopan terhadap hal-hal sepele contohnya tidak memberi salam atau kurang
hormat terhadap orangtua, guru ataupun orang lain. Oleh karena itu perlu adanya
pembatasan diri diawali dengan diri sendiri agar tidak terjerumus ke hal yang
merugikan.
Berkali kali
diungkapkan bahwa penyebab utama kerusakan moral para remaja adalah masalah-masalah
pengangguran, pergaulan bebas, kerapuhan kepribadian, dan mental yang tak mampu
memikul tanggung jawab. Ada yang menyebutkan pula tidak ada control dari pihak
orang tua. Akibat dari semua ini mengakibatkan sering terjadi pertikaian,
keributan, keonaran, dan pelanggaran-pelangaran di berbagai tempat. Di kantor,
di sekolah, di jalan, di gang-gang, para remaja tersebut sering bikin
keributan.
Menumbuhkan Etos Tanggung Jawab
John Kennedey, seorang negarawan dari
Amerika berkomentar tentang krisis sikap para remajanya. Ia mengatakan, ‚Andai
mereka disuruh berperang, hanya satu dari tujuh pemuda yang berani menghadapi
musuh‛.
Bisa
kita melihat, bahwa pemuda yang di gambarkan oleh John Kennedey sudah
kehilangan jati diri sebagai orang pemuda yang memiliki tanggung jawab.
Lebih-lebih mereka sudah kehilangan keberanian dalam memperjuangkan hak. Dalam
kasus ciri-ciri pemuda yang seperti itu, Nabi pernah menyingungnya bahwa ‚suatu
saat umatnya akan cinta terhadap dunia dan takut terhadap mati‛. Arti kata mati
sebenarnya bukan kehilangan nyawa saja, tetapi yang dimaksud dengan mati disana
juga bisa bermakna kehilangan rasa tanggung jawab dan konsekuensinya atas apa
yang semestinya menjadi kewajiban
Wasiat Nabi Bagi Seorang Pemuda.
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ
صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ
شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,Waktu
sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa
kefakiranmu, Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang
kematianmu.”
Nabi Muhammad itu basyarun laa kal basyari,
Bal huwa kal yaquti bainal hajari.
(Nabi Muhammad itu manusia yang tidak seperti manusia,
Tetapi dia seperti batu permata di antara bebatuan biasa).
Nabi Muhammad itu Sayyidul “Al-Ummi”
Tidak mengenal baca tulis, tetapi bisa mengubah dunia.
Lantas bagaimana kita seorang yang mengenal baca tulis,
hitung-berhitung dan sebagainya merubah diri sendiri saja tidak bisa ( Ibda’
Binafsik)
(KH. Madarik Yahya)
Refrensi
Misbahul
Wani , Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Al-Hadits, PEMUDA DALAM
AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH: PEMUDA ISLAM YANG BERKUALITAS TIDAK LEPAS DARI
PENDIDIKAN ORANG TUA YANG TOTALITAS, Tahun 2019
That is true
BalasHapusTruth belongs only to God, the rest is relative truth
Hapus