Jumat, 03 Februari 2023

BAHAYA PENYALAHGUNAAN MEDIA INTERNET BAGI PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

 

BAHAYA PENYALAH GUNAAN MEDIA INTERNET BAGI PENDIDIKAN DAN GENERASI MUDA

Oleh: Khoirul Anwar

 

إِنَّ فِى يَدِ الشُّباَّنِ اَمْرَ اْلاُمَّةْ وَفِى اَقْدَامِهَا حَيَاتَهَا

“Ketahuilah bahwa di tangan pemudalah urusan ummat dan di kakinyalah kehidupannya”

شَبَابُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَد

“Pemuda hari ini adalah tokoh masa depan”

ﺣَﻴَﺎﺓُ ﺍﻟْﻔَﺘَﻰ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻭَﺍﻟْﺘُّﻘَﻰ

“Kehidupan seorang pemuda adalah dengan ilmu dan ketakwaan” 

            Pemuda adalah aset terpenting dalam sebuah Negara, bangsa, dan Agama. Karena pemuda bukan hanya sekedar harapan regenerasi, akan tetapi adalah bibit-bibit yang akan meneruskan sebuah peradaban hingga datangnya akhir zaman. Jika kita lihat pada kenyataan pemuda saat ini, pemuda Islam mulai kehilangan spirit berjuang, spirit belajar, padahal, sadar maupun tidak disadari (secara otomatis) pemudalah yang akan meneruskan sebuah perjuangan-perjuangan Islam kedepannya. Zaman yang dinamis bukan menjadi alasan untuk mundur, akan tetapi menjadi sebuah alasan untuk bangkit dalam menciptakan genersi yang berkualitas dan unggul yang berpegang teguh mengamalkan dan  mendalami Al-Qur’an dan Sunnah dengan lebih tepat dan bijak lagi.

Realitas Pemuda Islam Indonesia Zaman Now.

    Seiring dengan pertumbuhan anak dan perkembangan zaman, banyak remaja muslim sekarang yang akhlaq dan perilakunya menyalahi aturan agama Islam. Mereka banyak yang tidak memikirkan apakah dampak yang ia lakukan akan menimbulkan banyak kebaikan atau madharatnya. Di era globalisasi ini, dunia dipenuhi dengan berbagai macam teknologi yang canggih. Mulai dari  eknologi yang menguntungkan sampai teknologi yang dapat menjerumuskan generasi muda ke dalam jurang kehinaan.

            Tantangan bagi seorang pemuda di era digital ini sangat beragam mulai dari pergaulan bebas, media internet yang memanjakan dan selalu hidup di zona nyaman. Keterlenaan dan kenyamanan fasilitas  ini mengebiri keretivitas  generasi-generasi muda, bagaimana tidak repetisi mereka hidup rebahan sambil berselancar di dunia internet dan parahnya mereka bukan berselancar dalam dunia maya yang dampaknya positif melainkan negativ.

            Teknologi yang menjerumuskan generasi muda ke dalam jurang kehinaan adalah media sosial atau internet. Internet adalah salah satu faktor terbesar yang menyebabkan remaja muslim masuk ke jurang kehinaan. Remaja banyak yang mulai memiliki rasa ingin tahu yang berlebihan terhadap suatu hal yang baru. Dari media sosial pun banyak dari remaja yang mulai mengenal lawan jenis. Mulai dari berkenalan, hingga berpacaran. Apabila kita amati, di media sosial banyak remaja mem-posting foto-foto yang menampakkan auratnya sehingga mencuri pandangan dari lawan jenis. Hal tersebut banyak menimbulkan kerugian terhadap mental remaja. Banyak dari remaja yang ingin meniru hal tersebut atau bahkan yang dulunya berhijab sekarang memaparkan auratnya demi mengikuti trend remaja sekarang.

            Adapun kelemahan etika pergaulan remaja saat ini dipicu oleh beberapa faktor di antaranya: kurangnya perhatian atau pengawasan orangtua, keluarga yang kurang teratur sehingga tidak memperdulikan anak-anakya, pergaulan bebas karena kurang kasih sayang orangtua, kurangnya pengetahuan agama. Dampak lain dari faktor tersebut diantaranya sikap remaja yang mulai tidak peduli dengan hal sekecil apapun dan tidak sopan terhadap hal-hal sepele contohnya tidak memberi salam atau kurang hormat terhadap orangtua, guru ataupun orang lain. Oleh karena itu perlu adanya pembatasan diri diawali dengan diri sendiri agar tidak terjerumus ke hal yang merugikan.

            Berkali kali diungkapkan bahwa penyebab utama kerusakan moral para remaja adalah masalah-masalah pengangguran, pergaulan bebas, kerapuhan kepribadian, dan mental yang tak mampu memikul tanggung jawab. Ada yang menyebutkan pula tidak ada control dari pihak orang tua. Akibat dari semua ini mengakibatkan sering terjadi pertikaian, keributan, keonaran, dan pelanggaran-pelangaran di berbagai tempat. Di kantor, di sekolah, di jalan, di gang-gang, para remaja tersebut sering bikin keributan.

Menumbuhkan Etos Tanggung Jawab

            John Kennedey, seorang negarawan dari Amerika berkomentar tentang krisis sikap para remajanya. Ia mengatakan, ‚Andai mereka disuruh berperang, hanya satu dari tujuh pemuda yang berani menghadapi musuh‛. Bisa kita melihat, bahwa pemuda yang di gambarkan oleh John Kennedey sudah kehilangan jati diri sebagai orang pemuda yang memiliki tanggung jawab. Lebih-lebih mereka sudah kehilangan keberanian dalam memperjuangkan hak. Dalam kasus ciri-ciri pemuda yang seperti itu, Nabi pernah menyingungnya bahwa ‚suatu saat umatnya akan cinta terhadap dunia dan takut terhadap mati‛. Arti kata mati sebenarnya bukan kehilangan nyawa saja, tetapi yang dimaksud dengan mati disana juga bisa bermakna kehilangan rasa tanggung jawab dan konsekuensinya atas apa yang semestinya menjadi kewajiban

Wasiat Nabi Bagi Seorang Pemuda.

            Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :  Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang kematianmu.”

Nabi Muhammad itu basyarun laa kal basyari,

Bal huwa kal yaquti bainal hajari.

(Nabi Muhammad itu manusia yang tidak seperti manusia,

Tetapi dia seperti batu permata di antara bebatuan biasa).

Nabi Muhammad itu Sayyidul “Al-Ummi”

Tidak mengenal baca tulis, tetapi bisa mengubah dunia.

Lantas bagaimana kita seorang yang mengenal baca tulis, hitung-berhitung dan sebagainya merubah diri sendiri saja tidak bisa ( Ibda’ Binafsik)

(KH. Madarik Yahya)

 

 

Refrensi

Misbahul Wani , Jurnal Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Al-Hadits, PEMUDA DALAM AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH: PEMUDA ISLAM YANG BERKUALITAS TIDAK LEPAS DARI PENDIDIKAN ORANG TUA YANG TOTALITAS, Tahun 2019

 

2 komentar: