Islam Membangun
Peradaban Keilmuan Dengan Membaca Dan Menulis
Oleh: Khoirul Anwar
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, (3) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (4) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketa–huinya. (5)” (Q.S. Al-Alaq [96]: 1-5)
Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskana, (Qs. Al qolam:1)
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Luqman:27)
“Well Come”
Pintu insan-insan terbaik (khoirunnas)
Yang dipilih atau terpilih dari antara manusia,
yang memberi manfaat kepada semua insan yang membutuhkan.
Jika sesorang diberi talenta suka menulis,
Menggambar, maka allah swt., mempunyai rencana
baginya untuk menjadikan dia orang yang akan
mengabadikan keindhan semesta, dalam bingkai gambar dan tulisan.
Jika seseorang di beri talenta suka membaca dan
mendengarkan, maka allah swt., mempunyai rencana
terbaik baginya agar menjadi orang yang sanggup
membaca fenomena kehidupan, menenangkan
dan memberi kemanfaatan, alternatif, serta solusi bagi
orang-orang yang sedang mendapat kesulitan, bahkan
bagi semua orang yang berada di sekitarnya
(Atho’illah_Menjadi Manusia Sesungguhnya)
Diantara kebudayaan yang di ajarkan
agama islam adalah membaca dan menulis, mengapa agama tersebut mengajarkan
demikian? Mengapa wahyu pertama yang turun kepada nabi adalah surat Al-Alaq?
Ayat tersebut mengandung makna yang sangat dalam. Bagaimana kita akan
mengetahui tentang hakikat sang pencipta (Robbun) jika kita tidak tahu
ilmunya? Maka salah satu jalan kita agar mengenal tuhan
adalah dengan ilmu. Bagaimana kita agar mendapat ilmu? maka jawabanya adalah
iqro’ (bacalah) membaca disini tidak serta merta hanya membaca tapi harus
menghayati yakni (Bismirabbikalladzi Kholaq) dengan unsur ibadah kepada tuhan,
maksudnya adalah sebelum kamu mengetahui tentang ketuhanan, belajarlah dahulu
tentang alam semesta, belajar dahulu apa yang berada di sekitar kamu. Ketika
kita belajar tenpa di imbangi dengan rasa ketuhanan, maka di khawatirkan akan
menjadi sesat. Maka ayat tersebut menegaskan (bismirobbikalladzi kholaq) dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.
Budaya membaca di kalangan generasi
muda dan pemeluk agama islam saat ini mulai pudar. Apa permasalahanya? Atau
mungkin permasalahan tersebuat adalah kurang memahami manfaat yang terkandung
dalam kegiatan membaca? Mengapa harus membaca? Permasalahan mengapa minat baca
ini mulai pudar di karenakan berbagai faktor salah satunya adalah lingkungan,
bagaimana kita akan menanamkan kebudayaan literasi membaca dan menulis jika
pemuda pemudi, dan pemeluk agama islam terjebak dalam zona game online dan
berselancar dalam dunia maya dengan mengakse hal yang kurang bermanfaat.
Manfaat dalam membaca adalah bisa meningkatkan IQ seseorang, menurunkan tingkat setres,
meningkatkan kosakata, memiliki empati yang lebih baik. Dengan membaca kita akan mengeksplor pengetahuan sebanyak
mungkin, mengesplor pengetahuan yang begitu banyak tidak akan mampu kita hafal
dan fahami. Seiring dengan berjalannya waktu daya ingat manusia akan menurun
dikarenakan faktor usia yang bertambah tua, di tambah lagi sifat alami manusia adalah
pelupa. Tak jarang ulama terdahulu sangat aktif dan produktif dalam
mengabadikan keilmuan yang beliau
peroleh dari gurunya lalu diabadikan dalam sebuah karya tulisan yang berjilid-jilid.
Meskipun ulama terdahulu telah meningal dan berpulang ke rahmatullah namun nama
mereka tetap selalu dikenang dunia hingga sekarang. Hal ini selaras dengan kata Armin Martajasa "Jika kamu ingin mengenal dunia, membacalah. Jika kamu ingin
dikenal dunia, menulislah."
Jika kita melihat sejarah para
shabat nabipun mengikat ilmu yang mereka peroleh dari nabi yakni kalamullah dan al-hadis, mereka menulis
ayat-ayat tersebut di pelapah kurma, batu dan sebagainya, Lalu di kodifikasikan
menjadi satu mushaf. Meskipun daya ingat dan IQ seseorang itu tinggi tetapi
nabi menganjurkan agar umatnya mengikat ilmu yang diperolenya dalam sebuah
tulisan.
إذا
سمعت شيئا فاكتبه ولو في الحائط
“Apabila
engkau mendengar sesuatu (dari ilmu) maka tulislah walaupun di atas tembok.”
(HR. Abu Khaitsamah dalam Al-Ilmu no.146)
قَيِّدُوا
الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
“Ikatlah
ilmu dengan tulisan” (HR. at-Thabarani)
Sejarah
keemasan dan kemajuan islam tidaklah lepas dari literasi membaca dan menulis.
Sejarah menunjukan
peradaban Emas Islam adalah peradaban dengan puncak keilmuan yang tinggi. Salah
satu instansi budaya yang berpengaruh dalam kemajuan peradaban Islam adalah
perpus-takaan-perpustakaan umum yang saat itu dikenal dengan istilah Darul
Ulum. Darul Ulum mulai didirikan pada abad keempat hijriah. Perpustakaan umum
pertama didirikan berlandaskan tradisi terpuji wakaf dalam Islam. Ini
membuktikan bahwa agama membentuk peradaban islam dengan sempurna.
Melihat penjelasan di atas agama
islam membentuk habits pemeluknya agar haus akan keilmuan, menumbuhkan etos
agar lebih baik untuk membangun peradaban dengan membaca dan menulis. Namun
Ironisnya budaya membaca dan menulis dari pemeluk agama islam sekarang mulai
menurun. Hal ini sangat di sayangkan kita umat islam yang memiliki pedoman ayat
suci namun kita gagal mengaplikasikan dan menyerap makna tersirat dalam ayat
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar