Senin, 06 Februari 2023

Islam Membangun Peradaban Keilmuan Dengan Membaca Dan Menulis

Islam Membangun Peradaban Keilmuan Dengan Membaca Dan Menulis

Oleh: Khoirul Anwar

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (2) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, (3) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (4) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketa–huinya. (5)” (Q.S. Al-Alaq [96]: 1-5)

Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskana, (Qs. Al qolam:1)

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. Luqman:27)

“Well Come”

Selamat datang di pintu kesuksesan dan keilmuan.
Pintu insan-insan terbaik (khoirunnas)
Yang dipilih atau terpilih dari antara manusia,
yang memberi manfaat kepada semua insan yang membutuhkan.
 
Jika sesorang diberi talenta suka menulis,
Menggambar, maka allah swt., mempunyai rencana
baginya untuk menjadikan dia orang yang akan
mengabadikan keindhan semesta, dalam bingkai gambar dan tulisan.
 
Jika seseorang di beri talenta suka membaca  dan
mendengarkan, maka allah swt., mempunyai rencana
terbaik baginya agar menjadi orang yang sanggup
membaca fenomena kehidupan, menenangkan
dan memberi kemanfaatan, alternatif, serta solusi bagi
orang-orang yang sedang mendapat kesulitan, bahkan
bagi semua orang yang berada di sekitarnya
(Atho’illah_Menjadi Manusia Sesungguhnya)

            Diantara kebudayaan yang di ajarkan agama islam adalah membaca dan menulis, mengapa agama tersebut mengajarkan demikian? Mengapa wahyu pertama yang turun kepada nabi adalah surat Al-Alaq? Ayat tersebut mengandung makna yang sangat dalam. Bagaimana kita akan mengetahui tentang hakikat sang pencipta (Robbun) jika kita tidak tahu ilmunya?  Maka  salah satu jalan kita agar mengenal tuhan adalah dengan ilmu. Bagaimana kita agar mendapat ilmu? maka jawabanya adalah iqro’ (bacalah) membaca disini tidak serta merta hanya membaca tapi harus menghayati yakni (Bismirabbikalladzi Kholaq) dengan unsur ibadah kepada tuhan, maksudnya adalah sebelum kamu mengetahui tentang ketuhanan, belajarlah dahulu tentang alam semesta, belajar dahulu apa yang berada di sekitar kamu. Ketika kita belajar tenpa di imbangi dengan rasa ketuhanan, maka di khawatirkan akan menjadi sesat. Maka ayat tersebut menegaskan (bismirobbikalladzi kholaq) dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.

            Budaya membaca di kalangan generasi muda dan pemeluk agama islam saat ini mulai pudar. Apa permasalahanya? Atau mungkin permasalahan tersebuat adalah kurang memahami manfaat yang terkandung dalam kegiatan membaca? Mengapa harus membaca? Permasalahan mengapa minat baca ini mulai pudar di karenakan berbagai faktor salah satunya adalah lingkungan, bagaimana kita akan menanamkan kebudayaan literasi membaca dan menulis jika pemuda pemudi, dan pemeluk agama islam terjebak dalam zona game online dan berselancar dalam dunia maya dengan mengakse hal yang kurang bermanfaat. Manfaat dalam membaca adalah bisa meningkatkan IQ  seseorang, menurunkan tingkat setres, meningkatkan kosakata, memiliki empati yang lebih baik.  Dengan membaca kita akan mengeksplor pengetahuan sebanyak mungkin, mengesplor pengetahuan yang begitu banyak tidak akan mampu kita hafal dan fahami. Seiring dengan berjalannya waktu daya ingat manusia akan menurun dikarenakan faktor usia yang bertambah tua, di tambah lagi sifat alami manusia adalah pelupa. Tak jarang ulama terdahulu sangat aktif dan produktif dalam mengabadikan keilmuan yang  beliau peroleh dari gurunya lalu diabadikan dalam sebuah karya tulisan yang berjilid-jilid. Meskipun ulama terdahulu telah meningal dan berpulang ke rahmatullah namun nama mereka tetap selalu dikenang dunia hingga sekarang. Hal ini selaras dengan kata  Armin Martajasa­­ "Jika kamu ingin mengenal dunia, membacalah. Jika kamu ingin dikenal dunia, menulislah."

            Jika kita melihat sejarah para shabat nabipun mengikat ilmu yang mereka peroleh dari nabi  yakni kalamullah dan al-hadis, mereka menulis ayat-ayat tersebut di pelapah kurma, batu dan sebagainya, Lalu di kodifikasikan menjadi satu mushaf. Meskipun daya ingat dan IQ seseorang itu tinggi tetapi nabi menganjurkan agar umatnya mengikat ilmu yang diperolenya dalam sebuah tulisan.

إذا سمعت شيئا فاكتبه ولو في الحائط

“Apabila engkau mendengar sesuatu (dari ilmu) maka tulislah walaupun di atas tembok.” (HR. Abu Khaitsamah dalam Al-Ilmu no.146)

قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ

“Ikatlah ilmu dengan tulisan” (HR. at-Thabarani)

Sejarah keemasan dan kemajuan islam tidaklah lepas dari literasi membaca dan menulis. Sejarah menunjukan peradaban Emas Islam adalah peradaban dengan puncak keilmuan yang tinggi. Salah satu instansi budaya yang berpengaruh dalam kemajuan peradaban Islam adalah perpus-takaan-perpustakaan umum yang saat itu dikenal dengan istilah Darul Ulum. Darul Ulum mulai didirikan pada abad keempat hijriah. Perpustakaan umum pertama didirikan berlandaskan tradisi terpuji wakaf dalam Islam. Ini membuktikan bahwa agama membentuk peradaban islam dengan sempurna.

            Melihat penjelasan di atas agama islam membentuk habits pemeluknya agar haus akan keilmuan, menumbuhkan etos agar lebih baik untuk membangun peradaban dengan membaca dan menulis. Namun Ironisnya budaya membaca dan menulis dari pemeluk agama islam sekarang mulai menurun. Hal ini sangat di sayangkan kita umat islam yang memiliki pedoman ayat suci namun kita gagal mengaplikasikan dan menyerap makna tersirat dalam ayat tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar