Kamis, 23 Februari 2023

Cinta Datang Dengan Terbiasa

 


Cinta Datang Dengan Terbiasa

Hidup Ini Bukan Tentang

Memiliki Apa Yang Kau Cintai

Tetapi Tentang

Mencintai Apa Yang Kau Miliki

 

        Setiap manusia pasti sangat mendambakan kehidupan yang bersumber dari kesejukan cinta. Karena dengan cintalah semua kegetiran, kesedihan dan kesengsaraan akan terasa lebih indah. Begitu banyak orang yang mendefinisikan cinta padahal cinta adalah suatu hal yang tidak bisa didefinisikan karena cinta hanya bisa dirasakan.

        Lantas bagaimana dengan bahtera rumah tangga yang di wujudkan tanpa ada jalinan cinta terlebih dahulu? Mereka dijodohkan dengan jalan Ta’aruf tanpa saling mengenal terlebih dahulu. Melihat wajahpun hanya sekali, itupun dengan perasaan yang bercampur. Lantas bagaimana mereka akan bisa mencapai kebahagiaan yang diharapkan?

Para ilmuwan, Ulama’ dan filosof telah bersepakat bahwa cinta itu datang dengan berbagai macam cara. Namun dari kesekian cara itu yang menonjol adalah rasa terbiasa dari dua insan yang berebeda.

Seorang syair berkata:

“Tiada cinta kecuali karena sering memandang, cinta akan terus tumbuh jika engkau terus memandag”.

        Ya, cinta itu datang karena seseorang pecinta sering memandang. Dia memandang tidak hanya satu kali, tetapi berkali-kali dan terus menerus hingga dia merasakan semilir angin surgawi yang berhembus ke hatinya. Tidak bisa dipungkiri, ada seseorang yang mendapatkan cinta saat pandangan pertama, namun ini sangatlah langka dan sulit terjadi kecuali karena orang yang dia lihat memiliki kelebihan dalam segi rupa.

        Seseorang mencintai oranglain karena dia mengetahui kelebihan yang terdapat dalam diri orang itu. Apabila dia mengetahuinya hal itu dikarenakan selalu berkumpul dan bersama, maka disadari atau tidak dia akan merasa cocok dan tertarik dan dari sinilah akan timbul cinta.

        Di dalam Al-Qur’an juga di singgung mengenai hal ini Allah berfirman:

 

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ - ٢١

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (Qs : Ar-Rum : 21)

        Dalam ayat itu Allah menjelaskan bahwa Allah menciptakan pasangan bagi manusia dari jenis mereka sendiri. Setelah itu Allah menciptakan perasaan “ميل” (maylun) yakni cenderung dan tentram karena dengan adanya perjodohan manusia akan merasakan ketenangan, baik dari berbagai gangguan. Setelah hal itu, Allah menganugrahkan rasa kasih, baru rasa sayang.

        Imam Suyuthi dalam kitab Tafsir Jalalainnya berkata bahwa yang dimaksud “مودة” (mawaddah) adalah rasa cinta.

Jadi, Allah tidak lantas menganugrahkan rasa cinta seketika, tapi mendahulukannya dengan rasa tentram dan terus bersama terlebih dahulu. Ada sebuah keterangan menarik yang disampaikan oleh Ust. Rumaizijat dalam bukunya yang berjudul coretan bermakna Rasulullah SAW bersabda:

“Tiada henti-hentinya hambaku mendekatiku dengan melalukan kesunnahan hingga aku mencintainya”.

Dari hadits diatas kita dapat mengambil hikmah bahwa seseorang yang tidak dicintai oleh Allah, jika dia selalu terus  menerus “bertemu” dengan_nya dengan banyak melakukan kesunahan, maka lama kelamaan Allah akan mencintainya juga. Hal ini dikarenakan pada “saat ini” Allah telah mengetahui bahwa ternyata hambanya adalah orang yang baik. Selain itu, diapun nantinya juga dapat mencintai Allah, karena dengan memperbanyak kesunahan, niscaya frekwensi pertemuan dengan Allah akan semakin intens, sehingga nantinya dia juga dapat mengerti dan memahami keindahan Allah sehingga dia akan mencintain_nya. Rasa cinta ini akan dapat kita ketahui dengan sesungghnya orang yang terbiasa melakukan kesunahan jika suatu saat tidak melakukannya, hatinya gundah.

Cinta adalah anugrah yang Allah berikan kepada setiap insan tetapi seperti hal yang menjadi sunatullah yang lain, dia mempunyai sebuah benang merah dan benang merah itu adalah sebuah kebiasaan.

 

Refrensi:

Seribu Hikmah Dalam Cinta

0 komentar:

Posting Komentar