Minggu, 28 Agustus 2022

OPINI : Social Distancing (Individu dan Masyarakat), Perubahan Sosial Lewat Komunikasi Digital Saat Pandemi



OPINI : Social Distancing (Individu dan Masyarakat), Perubahan Sosial Lewat Komunikasi Digital Saat Pandemi

Oleh : khoirul Anwar, Cabang Malang

    Kehadiran pandemi penyakit corona virus 2019 (Covid-19) telah mengubah tatanan dunia dalam waktu singkat. Mungkin tidak ada yang bisa membayangkan bahwa pandemi ini akan menyebabkan  begitu banyak penderitaan manusia. Dalam waktu singkat, pandemi  menyebar dengan cepat  dan luas, merenggut banyak nyawa. Secara sosiologis, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan perubahan sosial yang tidak direncanakan. Artinya, perubahan sosial yang terjadi secara sporadis dan tidak diinginkan oleh masyarakat. Akibatnya, ketidak siapan masyarakat terhadap pandemi ini  menyebabkan gangguan sosial di segala aspek kehidupan masyarakat. 
    Penyebaran virus corona ini telah membawa perubahan di masyarakat, salah satunya adalah di bidang komunikasi. Orang harus terbiasa. Perubahan terjadi dalam cara orang berkomunikasi, berpikir dan bertindak. Padahal, perubahan masyarakat akibat bencana corona ini sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi melalui digitalisasi, yang kita sadari dan tanpa kita sadari. Stephen W. Dalam bukunya Theories of Human Communication (Sendjaja, 2014), Littlejohn memberikan tiga pendekatan komunikasi antar manusia.
1. Pendekatan saintifik (ilmiah dan empiris). Secara umum, pendekatan ini berlaku di kalangan ilmuwan eksakta. Perspektif yang menekankan pada unsur objektivitas dan pemisahan antara yang diketahui (subjek yang diketahui dan dipelajari) dan yang diketahui (subjek pelaku atau pengamat).
2. Pendekatan humanistik (Interpretative Humanities). Ini adalah pendekatan perspektif yang mengarah pada prinsip subjektivitas. Orang-orang mengamati sikap dan perilaku orang-orang di sekitar mereka, mengasimilasi mereka dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan orang-orang di sekitar mereka.
3. Pendekatan ilmiah sosial. Ini adalah kombinasi dari pendekatan ilmiah dan kemanusiaan, dan subjek penelitian adalah kehidupan manusia, termasuk memahami perilaku manusia.
Jelas bahwa orang membutuhkan kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan orang-orang di sekitar mereka. Begini penampakan pandemi Covid-19 Corona dalam hubungan yang jauh dari ideal.

Penerapan (Social Distancing), Interaksi Manusia dan Komunikasi Digital

    Penting untuk di renungi dan berpikir bahwa Social Distancing dan menjaga jarak tidak membuat kita berhenti bersosial. Hanya saja saya tidak terbiasa memindahkan ruang fisik ke ruang virtual dalam keseharian kita. Komunikasi digital sangat dekat  di sekitar kita, yang sebenarnya sangat berkontibisi besar dalam kehidupan sosial.meskipun dengan adanya Social Distancing kita tetap bisa bersossialisasi melalui berbagai media di era globalisasi ini yang menunutut pada kecanggihan komunikasi digital untuk tetap berinteraksi sosial. Media-media yang tersedia dapat di manfaatkan sebagai media pemasaran, media interaksi, media pembelajaran. Jembatan-jembatan melalui media tersebut tentunya dapat memberikan edukatif, informatif dan persuasife. Media yang dimaksud yang di gunakan tanpa melakukan kontak fisik meliputi Whatsap, Instagram, Twiter, Facebook dan lainnya
    Bukankah ini sudah menjadi gaya hidup kita, termasuk orang Indonesia? Misalnya, kebiasaan bangun tidur langsung mencari gadgetnya meskipun sebatas cek pesan masuk, lihat status, dan lainnya.Saat belum terjadi wabah pandemik Covid-19, kita seringkali disibukkan dengan aktivitas melalui komunikasi sosial yang di mana komunikasi dilakukan tidak harus kontak fisik atau tatap muka. Artinya masyarakat tetap bisa melakukan interaksi sosial dengan menggunakan teknologi komunikasi, terutama media sosial. Kala itu sempat menjadi kekhawatiran, terutama untuk generasi penerus, dalam lunturnya keakraban secara langsung karena masing-masing seperti memiliki dunianya sendiri. Namun sekarang seolah melempar kesalahan pada kebijakan pemerintah dengan adanya pembatasan jarak sosial. Teknologi saat ini sudah berkembang demikian pesat sehingga kita bisa tetap saling terhubung tanpa harus secara fisik berada di dalam ruangan atau tempat yang sama, Dengan begitu interaksi kita hanya terbatas pada jarak Social Distancing namun tidak terbatas dalam berkomunikasi, meskipun ada kalanya akan lebih efektif jika di lakukan dengan berkomunikasi lansung secara tatap muka dalam satu ruangan (Komunikasi Interpersonal). Tidak hanya interaksi individu dengan individu yang lain saja yang terkungkung dalam dimensi dunia maya, tetapi perekonomian pasca pandemi ini merubah perekonomian. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan menurunnya perekonomian dan aktivitas di berbagai sektor dan wilayah di Indonesia. Walau economic shock yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 berangsur mereda seiring stabilnya pasar keuangan domestik dan menggeliatnya beberapa sektor perekonomian. Akan tetapi mengingat sifatnya yang memukul baik sisi penawaran mau pun permintaan dari perekonomian, upaya pemulihan masih memerlukan lebih banyak waktu.

Sabtu, 26 Januari 2019

Jangan menjadi gelas


  seorang guru menghampiri muridnya ketika jam pelajaran selesai. ada salah seorang murid yang belakangan ini wajahnya selalu murung.

 "kenapa kau selalu murung nak? bukankah banyak hal yang indah di dunia ini...? kemana perginya wajah bersyukurmu? sang guru bertanga.

 "pak guru, belakangan ini hidupku penuh dengan masalah, sulit bagi saya untuk tersenyum. masalah datang seperti tak ada habisnya...." jawabannya

 sang guru terkekeh."nak ambil segelas air dan 2 garam. bawalah kemari biar ku perbaiki suasana hatimu." zimurid pun beranjak dengan perlahan tanpa semangat. ia melakukan permintaa gurunya itu, lalu kembali lagi dengan membawa gelas dan 2 genggam garam di tanagnnya.

 "coba ambil segenggam garam dan masukkan ke segelaz air itu." kata sang guru."setelah itu coba kau minum airnya  sedikit." si murid pun melakukannya. wajahnya kini meringis  karna minum air asin.

 "bagaimana rasanya?" tanya sang guru."asin dan perutku jadi mual."  jawab si murid dengan wajah yang meringis. sang guru terkekeh  melihat wajah muridnya meringis keasinan."sekarang kau lihat aku .." sang murid membawa muridnya kedanau di dekat tempat mereka.

 "ambil garam yg tersisa, dan tebarkan ke danau." si murid menebarkan segenggang garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. rasa asin dimulutnya belum hilang,taapi tak di lakukannya. rasanya tak sopan meludah di hadapan guru,begitu pikirnya.

 "sekarang kamu coba minum air danau itu." kata sang guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk di dudukinya, tepat di pinggir danau. simurid menampungkan kedua tangannya , mengambil air danau dan membawanya kemulutnya, lalu meneguknya. ketika air danau yang dingin dan segar mengalir ditenggorokannya, sang guru bertanya kepadanya. "bagaimana rasanya?"

 "segar, segar sekali". Kata si murid sambil mengelap mulutnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air diatas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil dibawah. Dan sudah pasti air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa dimulutnya.

“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi..?” “tidak sama sekali” Kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

 “Nak,,” Kata sang guru setelah muridnya selesai minum. “Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang kamu alami sepanjang kehidupanmu itu, sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu.

 Jumlah tetap, segitu – segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir kedunia pun demikian. Tidak ada satupun manusia, walaupun dia seorang nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”

 Si murid terdiam, mendengarkan. “Tapi nak, ‘rasa asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah menjadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.”

 Kesimpulannya.. janganlah berpikiran sempit, karena kita punya 2 mata juga otak untuk berpandangan luas. Pandanglah kedepan seluas – luasnya. Maka, masalah yang anda hadapi akan terasa lebih mudah. (walaupun butuh pengorbanan).
Sekali lagi,, janganlah menjadi Gelas…..

Sumber : inmotivasi

Kamis, 24 Januari 2019

Hidup Adalah Belajar






Hidup adalah belajar
belajar bersyukur meski tak cukup
belajar ikhlas meski tak rela
belajar taat meski berat,
belajar memahami meski tak sehati,
belajar bersabar meski terbebani
belajar setia meski tergoda
belajar dan terus belajar
dengan keyakinan setegar karang,
tapi sudah menjadi kodrat, 
hati seperti air laut bergelombang,
kadang pasang kadang surut
terkadang pula sering terbawa arus
maka dari itulah kita harus belajar 
untuk tetap berada di jalan yang BENAR,
belajar menjadi LEBIH BAIK

Rabu, 23 Januari 2019

Biodata dan Biografi Gus Mus

BIODATA GUSMUS
Lahir : Rembang, 10 Agustus 1944
Agama : Islam
Jabatan: Pimpinan Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah
Istri: Siti Fatimah
Anak:
1. Ienas Tsuroiya
2. Kautsar Uzmut
3. Randloh Quds
4. Rabitul Bisriyah
5. Nada
6. Almas
7. Muhammad Bisri Mustofa
Ayah : KH. Bisri Mustofa
Ibu : Marafah Cholil
Pendidikan Gus Mus :
– Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo Kediri
– Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta
– Raudlatuh Tholibin, Rembang
– Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir

BIOGRAFI GUSMUS
 Kharismatik Ulama Nusantara memang sudah tak di ragukan lagi, mulai dari keilmuannya yang beragam, ta'dzimnya pada masing-masing gurunya, serta kerendahan hatiannya yang luar biasa. Salah satu Ulama tersebut adalah KH. Achmad Mustofa Bisri yang sangat pantas sebagai panutan umat di Negeri Indonesia ini.
 Beliau adalah ulama sepuh dan kharismatik, tausiahnya selalu menyejukkan dan selalu mengedepankan kerukunan antar umat. Gaya bicaranya juga kalem, sopan dan penuh dengan tata krama. Beliau adalah KH. Mustofa Bisri atau sering disapa Gus Mus. Profil dan bidata Gus Mus adalah salah satu tokoh NU yang sanagt dihormati oleh banyak kalangan.
KH. Bisri Mustofa penulis Tafsir al-ibris yang masyhur, di zamannya termasuk ulama ‘nyeleneh’ karena bekerja sebagai penulis. Beliau dikenal kemampuannya menerjemahkan kitab-kitab klasik berbahasa Arab menjadi bacaan indah sekaligus mudah difahami.
 Produktivitas menulis keluarga ulama ini, khususnya produktivitas kepenulisan KH. Bisri Mustofa dan KH. Misbach Mustofa (keduanya putra H. Zaenal Mustofa) baik dalam bahasa Indonesia, Jawa mmaupun bahasa Arab mendorong inovasi diadakannya pelatihan menulis dalam bahasa Indonesia dan menerjemahkan kitab dalam bahasa Indonesia bagi para santri Taman Pelajar Islam (1983) yang diprakarsai adik Gus Mus KH M. Adib Bisri. Ketika itu kemampuan menulis dalam bahasa Indonesia rata-rata santri sangatlah minim
 Gus Mus sendiri bersama kakaknya KH M. Cholil Bisri, sejak muda mempunyai kebiasaan menulis sajak dan saling berlomba untuk dipublikasikan. Gus Mus yang suka membaca sejak masa kanak kanak, tulisannya sejak remaja sudah banyak dimuat berbagai mdia masa termasuk Kompas (Kompas Minggu 9 Januari 1997:2). (Untuk menghindarkan diridari ‘bayang-bayang’ nama besar ayahnya, Gus Mus pernah menggunakan nama M. Ustov Abi Sri sebagai pseudonimnya). Pentas baca puisinya yang pertama (1980-an) telah menuai banyak pujian dan Gus Mus segera dikukuhkan kehadirannya sebagai “bintang baru’ dalam dunia kepenyairan Indonesia. Ia menjadi satu-satunya penyair Indonesia yang menguasai sastra Arab (bukan sekedar terjemahannya). Kini sajak-sajak Gus Mus terpampang hingga ruangan kampus Universitas Hamburg (Jerman). Tulisannya tersebar luas diantaranya bisa kita baca di Intisari, Horison, Kompas, Tempo, Detak, Editor, Forum, Humor, DR, Media Indonesia, Republika, Suara Merdeka, Wawasan, Kedaulatan Rakyat, Bernas, Jawa Pos, Bali Pos, Duta masyarakat (Baru), Pelita, Panji Masyarakat, Ulumul Qur’an, Ummat, Amanah, Aula, Mayara. Pada majalah Cahaya Sufi (Jakarta), MataAir (Jakarta), MataAir (Yogyakarta), Almihrab (Semarang) Gus Mus duduk sebagai Penasehat.
Dan Inilah salah satu karya Gus Mus


KALAU KAU SIBUK KAPAN KAU SEMPAT

Kalau kau sibuk berteori saja

Kapan kau sempat menikmati mempraktekkan teori?


Kalau kau sibuk menikmati praktek teori saja

Kapan kau memanfaatkannya?


Kalau kau sibuk mencari penghidupan saja

Kapan kau sempat menikmati hidup?

Kalau kau sibuk menikmati hidup saja

Kapan kau hidup?


Kalau kau sibuk dengan kursimu saja

Kapan kau sempat memikirkan pantatmu?

Kalau kau sibuk memikirkan pantatmu saja

Kapan kau menyadari joroknya?


Kalau kau sibuk membodohi orang saja

Kapan kau sempat memanfaatkan kepandaianmu?

Kalau kau sibuk memanfaatkan kepandaianmu saja

Kapan orang lain memanfaatkannya?


Kalau kau sibuk pamer kepintaran saja

Kapan kau sempat membuktikan kepintaranmu?

Kalau kau sibuk membuktikan kepintaranmu saja

Kapan kau pintar?


Kalau kau sibuk mencela orang lain saja

Kapan kau sempat membuktikan cela-celanya?

Kalau kau sibuk membuktikan cela orang saja

Kapan kau menyadari celamu sendiri?


Kalau kau sibuk bertikai saja

Kapan kau sempat merenungi sebab pertikaian?

Kalau kau sibuk merenungi sebab pertikaian saja

Kapan kau akan menyadari sia-sianya?


Kalau kau sibuk bermain cinta saja

Kapan kau sempat merenungi arti cinta?

Kalau kau sibuk merenungi arti cinta saja

Kapan kau bercinta?


Kalau kau sibuk berkhutbah saja

Kapan kau sempat menyadari kebijakan khutbah?

Kalau kau sibuk dengan kebijakan khutbah saja

Kapan kau akan mengamalkannya?


Kalau kau sibuk berdzikir saja

Kapan kau sempat menyadari keagungan yang kau dzikiri?

Kalau kau sibuk dengan keagungan yang kau dzikiri saja

Kapan kau kan mengenalnya?


Kalau kau sibuk berbicara saja

Kapan kau sempat memikirkan bicaramu?

Kalau kau sibuk memikirkan bicaramu saja

Kapan kau mengerti arti bicara?


Kalau kau sibuk mendendangkan puisi saja

Kapan kau sempat berpuisi?

Kalau kau sibuk berpuisi saja

Kapan kau memuisi?


(Kalau kau sibuk dengan kulit saja

Kapan kau sempat menyentuh isinya?

Kalau kau sibuk menyentuh isinya saja

Kapan kau sampai intinya?

Kalau kau sibuk dengan intinya saja

Kapan kau memakrifati nya-nya?

Kalau kau sibuk memakrifati nya-nya saja

Kapan kau bersatu denganNya?)


“Kalau kau sibuk bertanya saja

Kapan kau mendengar jawaban!”

1987

Dan Masih banyak yang lainnya karya Beliau yang tertulis, baik puisi, cerpen, lukisan dan lainnya. Semoga kita bisa mengikuti jejaknya.

Biodata DAN Biografi Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar
Nama Lengkap : Chairil Anwar
Tanggal Lahir : 26 Juli 1922
Tempat Lahir : Medan, Indonesia
Pekerjaan : Penyair
Kebangsaan : Indonesia
Orang tua : Toeloes (ayah) dan Saleha (ibu)

Biografi Chairil Anwar
Salah satu biografi sastrawan Indonesia yang paling banyak dicari adalah biografi Chairil Anwar. Siapa dia? Anda tentunya pernah mendengar namanya bukan? Nama Chairil Anwar telah begitu poopuler di Indonesia, bahkan namanya juga banyak dikenal dalam dunia sastra di berbagai negara.
Chairil Anwar terkenal sebagai penyair yang hidup dan matinya tidak dapat dilepaskan dari puisi Indonesia modern. Dia lahir pada tanggal 22 Juli 1922 di Medan, Sumatra Utara.
Ia adalah penyair besar yang telah melahirkan berbagai karya sastra yang begitu fenomenal. Ia memiliki julukan populer yang cukup menarik, yakni “Si Binatang Jalang”. Kenapa Chairil Anwar dijuluki “Si Binatang Jalang”? Jangan berburuk sangka dulu ya. Julukan ini ia dapatkan karena karya puisinya yang berjudul “Aku”. Di dalam karya tersebut, Chairil Anwar menuliskan kata “Akulah Binatang Jalang.

 AKU
 
" Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi"

Selasa, 22 Januari 2019

Thasawuf Cinta





jika cintaku padamu laksana ilmu alat
maka aku laksana abul ilmi
dan engkau laksana ummul ilmi
engkau dan aku akan selalu bersama
dan akan lahir dari kita ilmu-ilmu yang lain

jika cintaku padamu laksana ilmu fikih
maka aku akan belajar bagaimana hukum mencintaimu
sehingga mengetahui syarat-syarat dan rukun-rukun mencintaimu

jika cintaku padamu ibarat ilmu tauhid
aku akan belajar bagaimana meyakinkan hatiku
kalau hanya dirimu pendamping hidupku

dan jika cintaku ibarat ilmu thasawuf
aku akan belajar bagaimana agar rasa cinta
yang tumbuh di hatiku bukan karna nafsu.






                                                                                                              KHOIRUL ANWAR

Senin, 21 Januari 2019

Secangkir Kopi Dan Senja



saat diri butuh inspirasi
ku ambil secangkir kopi
untuk membangkitkan inspirasi yang telah mati

ku duduk di pinggir pantai
sambil kupandangi senja
yang semakin hilang

kulihat banyak orang menikmati senja
yang semakin memudar, hilang ditelan kegelapan

senja adalah tempat untuk menenangkan diri
untuk intropeksi diri dengan ditemani secangkir kopi
dan mengenang masa masa yang telah kita lewati







                                                                                                          KHOIRUL ANWAR

Babad Rindu




mari aku simpan wajahmu dalam rindu batinku
pada rahim musim atau luluhan daun yang sendu

angin di selatan itu menapaki iklim wajahmu
mari aku tendaskan keraguanmu menikmati rindu

perpisahan denganmu adalah perpisahan yang ragu
selalu kau ceritakan sendu sendamu padaku

wahai perpisahan mengapa kau ciptakan rindu
pada keraguannya yang lugu?












                                                                                                           ALFIAN FAUZI

Sajadah



Di pantai ini
segala desah dan mimpi menjadi buih
pasir putih yang di lambaikan ombak
akan selalu di nyayikan lagu-lagu kenangan

aku angkat sajadahmu
di pantai hatiku
karna aku tahu serambi-serambi do'amu
akan terbang melalui kering kemarauku





                                                                                                                          ALFIAN FAUZI

Kamis, 17 Januari 2019

Arti Persahabatan Dalam Ilmu Nahwu


Jika persahabatan diartikan dalam ilmu nahwu,
Maka jangan menjadi seperti "Laa Nafi" yang berpengaruh buruk pada teman
Sehinga menjadikannya berubah dari bentuk asalnya.

Akan tetapi jadilah seperti keberada'an "Nun Taukid"
Yang selalu menguatkan terhadap apa yang ia singgahi
Dan jagan pula seperti "Mudhof" yang selalu bergantung kepada orang lain.

Dan jangan seperti "Mudhof ilahi" yang senantiasa tundduk tanpa memiliki pendirian yang kuat
Tetapi jadilah seperti huruf  "Qod" yang masuk kepada "Fiil Madhi" dan selalu bersungguh-sungguh dalam mengejar cita-cita luhur.
Dan jangan egois seperti "Amil Nawasih" yang suka memutus atau merusak persahabatan yang sudah lama terjalin.
Maka jadilah seperti huruf "Athof" yang bisa menyambung tali persahabatan degan seutas kejujuran dan kesetiaan.

Itulah arti sebuah persahabatan yang sesungguhnya..


(SUJUD BERMUNAJAT CINTA)

Rabu, 16 Januari 2019

Hidup AdalahTakdir






Jika hidup adalah takdir
maka hanya tuhan yang tau.
Jika hidup adalah sebuah persinggahan pertama
maka memperbanyak amal adalah hal yang utama.
Jika hidup adalah cobaan 
maka senyum, dan sabar adalah kuncinya.
Karena tuhan tidak akan menguji hambanya dibatas kemampuan hambanya.






                                                                                                                      KHOIRUL ANWAR