Rabu, 01 Februari 2023

BERDAKWAH TANPA GURU

 


BERDAKWAH TANPA GURU

Oleh : Khoirul Anwar

            Berdakwah merupakan sebuah kewajiban bagi setiap umat islam. Sebagai umat yang mendapat predikat Khairu Ummah (sebaik-baiknya umat) setiap individu muslimin-muslimah diperintahkan untuk berdakwah sesuai kadar kemampuannya. Banyak dalil atau ayat dan hadis yang menyebutkan kewajiban berdakwah bagi setiap individu mukmin. Dalam sebuah hadis shahih, rasulullah saw bersabdah :

ุนู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุงุจู† ุนู…ุฑูˆุงู† ุงู„ู†ุจู‰ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ู„ ุจู„ุบูˆุง ุนู†ูŠ ูˆู„ูˆุงูŠุฉ ... ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑู‰

Dari abdullah bin amr di tuturkan bahwasannya rasulullah saw bersabdah “ sampaikan dariku walau satu ayat “. (HR. Bukhari)

ูƒู†ุชู… ุฎูŠุฑุงู…ุฉ ุงุฎุฑุฌุช ู„ู„ู†ุงุณ ุชุฃู…ุฑูˆู† ุจุงู„ู…ุนุฑูˆู ูˆุชู†ฺพูˆู† ุนู† ุงู„ู…ู†ฺฉุฑูˆุชุคู…ู†ูˆู† ุจุงู„ู„ู‡......

“ Kamu adalah umat yang terbaik yang di lahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada allah..... ( QS. ALI IMRAN /3:110 ).

            Sebagian ulama’ ada yang menyebut berdakwah itu hukumnya fardu kifayah (kewajiban Kolektif) dan ada juga yang menyatakan fardu ain. Lalu bagaimana jika seorang mukmin berdakwah tenpa adanya sanat keilmuan, cukup dengan bermodalkan bacaan buku agama, bermodalkan satu, dua hadis dan ayat al qur’an tanpa tahu hadis tersebut tergolong hadis hasan, shahih, dhoif, dan azbabun nuzul turunnya ayat tersebut? Benarkah hanya dengan bermodalkan pengetahuan dari buku bacaan dan surban, bikin konten di youtube, mendapat viwers banyak bisa jadi muballig tanpa mempertimbangkan sanat keilmuan?

            Melihat paradigma kehidupan kitdz jaman now masakini sangat miris sekali. Cukup bermodalkan pengetahuan minim, tampa sanat keilmuan yang jelas berdakwah di youtub menjadi ajang sensasi, menjadi profesi mencari jalan ekonomi dengan mengembar gemborkan agama, dogma agama yang memeca belah persatuan negara. Dengan saling mengkritik. Perang argumen menjadi tak terkendali media sosoal memanas, umat menjadi bringas terpengaruh ulama’ bermodalkan buku bacaan agama tanpa di pelajari  mendalam, jengot yang panjang, jidat dahi yang gosong dan surban belaka.

            Belakangan ini dengan bantuan sosial dan internet murah, banyak orang – orang yang merasa sudah sampai pada level tertentu padahal ia baru mulai, tak sedikit pula yang merasa telah memulai padahal belum berbuat apa – apa. Nah kesombongan intelektual semacam ini mulai sangat menyeruak di depan hidung kita.

            Hanya dengan kerap berselancar di dunia maya seorang telah merasa paling pakar dan ahli lalu dengan pongahnya menyalahkan oranglain, nabi, dan bahkan tuhan juga di kritik. Merasa paling agamis dan religius kemudian dengan jumawa mengkafir syirikkan kelompok lain. Bocah ingusanpun merasa paling intelek hanya dengan mengikuti satu dua baris pendapat tokoh lantas dengan arogannya mempersetankan pendapat yang lain, hanya tahu sangat sedikit tentang jauh lebih sedikit hal, tapi merasa tahu banyak tentang sangat banyak hal.

            Fakta dilapangan mengatakan media sosial dan internet merupakan sebagai ajang mendapat sensasi, pencari ekonomi, propaganda dogma agama, dan saling menjustifikasi tanpa menelusuri akar permasalahan. Unjuk rasa aksi turun jalan dengan takbir mengema, bendera lafaz lafdul jalalah, ingin mengubah falsafah pancasila menjadi khilafah, memecah belah persatuan dengan mengatas namakan agama dan tuhan. “ sebelum belajar tentang tuhan dan agama terlebih dahulu belajarlah tentang manusia. Sehingga suatu saat nanti anda membela tuhan dan agama, anda tidak lupa bahwa anda adalah manusia “. Ach. Dhofir zuhry

            Yang membedakan agama islam dengan agama yang lain, negegara negara barat yang berkembang baik saintek maupun iptek adalah sanat ke ilmuan. Ilmu yang dapat di pertanggung jawabkan adalah ilmu yang diperoleh melalui jalur yang jelas dan diyakini dapat dipercaya. Bimbingan seorang guru menjadi bukti kuat kebenaran ke ilmuan tersebut. Tanpa melalui bimbingan seorang guru kebenaran ilmu masih di ragukan. Sistem trasfer ilmu dengan jalur yang jelas dan pasti seperti ini di sebut dengan  “ sanad “ dan hanya di miliki oleh umat nabi muhammad saja. Sistem inilah yang menjaga kemurnian ajaran islam dan mempertahankannya hingga lima belas abat lamanya.

            Dalam islam tidak ada satupun orang yang bebas berkata ini dan itu tanpa sumber yang jelas, jika ada yang bersuara lantang tanpa dasar maka dengan sendirinya akan tertolak. Imam abdullah bin mubarok mengatakan :

ุงู„ุงุณู†ุงุฏ ู…ู† ุงู„ุฏูŠู† ูˆู„ูˆู„ุงู‡ ู„ู‚ุงู„ ู…ู† ุดุงุก ู…ุง ุดุงุก

“ Penyandaran (ilmu pada ahli imu) adalah bagian dari agama andai tidak ada sanad siapapun akan bebas berkata apapun “.

            Pepatah Arab mengatakan, "Wa innamal 'ilmu bitta'allum. Ilmu itu harus berguru." Pepatah ini sudah menjadi pakem bagi siapa saja yang ingin alim, ingin berilmu, harus berguru. Sebab ilmu tidak akan hasil sempurna kecuali memiliki seorang guru, seorang murabbi.

ู…ู† ู„ุง ุดูŠุฎ ูุงู„ุดูŠุทุงู† ุดูŠุฎู‡

“Siapa saja yang tidak memiliki guru, maka Syaitanlah yang menjadi gurunya”

Dalam kesempatan lain, kita juga mendengar sebuah ungkapan hampir senada yang berbunyi:

ู…ู† ูƒุงู† ุดูŠุฎู‡ ูƒุชุงุจู‡ ูƒุงู† ุฎุทุฃู‡ ุฃูƒุซุฑ ู…ู† ุตูˆุงุจู‡

“Siapa saja yang menjadikan kitab (buku) sebagai gurunya, maka dia akan lebih banyak salah dari pada benarnya”.

Maqolah – maqolah di atas sebagai bukti bahwa belajar agama harus ada gurunya.

Selasa, 31 Januari 2023

Kontemplasi Pemikiran Ilmuan Islam

 

Kontemplasi Pemikiran Ilmuan Islam

Oleh : Khoirul Anwar

 


Nabi Saw bersabda, “berpikir 1 jam itu lebih baik daripada ibadah sunnah selama 60 tahun.” (dalam riwayat lain disebutkan 70 tahun)

Sayidina Ali Karamallohu Wajhahu, mengatakan : “ tidak ada ibadah (lebih bernilai) seperti tafakur”.

Ulam’ Ahli Ma’rifat mengatakan : “ Pikiran itu merupakan pelitanya hati, apabila sudah hilang gelaplah hatinya”.

 

            Bagaimana pandangan dunia islam tentang filsafat? Perlukah adanya filsafat dalam dunia islam? Bukankah filsafat membuat iman seseorang goyah?  Dunia islam melupakan sejarah, para ilmuan islam dulu mengembangkan ilmunya melalui ilmu filsafat. Lalu lahirlah ilmu-ilmu yang lain.

            Kekurangan dunia islam saat ini hanya mengutamakan ke ilmuan fikih yurisprudensi, dan tasawuf sehingga keilmuannya setatis tidak dinamis, maka dunia islam terjebak dalam kejumudan berfikir, dan memgalami degradasi, dekadensi keilmuan. Menurut ibnu rusyd dengan adanya filsafat daya fikir kerits akan keilmuan ummat islam bisa berkembang.

            Islam terkenal dengan keilmuannya, kekritisannya dalam menyikapi berbagai hal, dan salah satu ilmu yang membuat kita berfikir kritis adalah ilmu filsafat. Atau dalam dunia islam di kenal dengan nama familiar falsafah.

Al-Imam al-Ghazali ( Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, wafat 505H/1111M) di kota Ghazal, Persia. Kiatan yang ditulis oleh Imam Al-Gazali (Tahafut Al – Falasifah ) ini menyanggah beberapa pemikiran yang dikemukakan para filsuf diantaranya seputar masalah Ketuhanan, alam semesta, jagat raya, metafisika, keimanan, dan kemampuan nalar akal manusia.

"Setelah melihat nadi kebodohan berdenyut dalam diri orang-orang bodoh itu. saya merasa penting untuk menulis buku ini sebagai sanggahan atas para filosof terdahulu serta eksplorasi atas kerancuan dalam keyakinan berikut inkonsistensi berbagai teori mereka dalam persoalan yang terkait dengan metafisika. Tahafut Al – Falasifah ini juga akan menyingkap relung-relung terdalam dari elemen pemikiran mereka yang dapat mewujudkan suka cita kaum intelektual dan memberikan pelajaran pada para cendikiawan. yang saya maksud disini adalah persoalan-persoalan akidah dan pendapat-pendapat yang menjadi medan perdebatan dengan kelompok mayoritas umat islam". (Imam al-Ghazzalli)

            Melalui karya monumentalnya ini, Abu Hamid al-Gazali telah menelanjangi kerancauan dari pemikiran para filsuf. Demi memuluskan ambisi-nya itu, al-Gazali masuk ke dalam gelanggang filsafat dan langsung menyerang, alih-alih mempertahankan keyakinan sendiri. Diakui atau tidak, cengkeraman kutukan al-Gazali terhadap filsafat lewat karyanya ini begitu menggurita. Meski demikian, justru yang kemudian dibantah oleh Ibnu Rusyd melalui Tahafut at-Tahafut ini telah menjadi diskursus filsafat di dunia Islam menjadi semakin sehat dan penuh gairah, hingga saat ini.

            Ibnu Rusyd (Abu al-Walid Muhammad Ibn Ahmad Ibn Rusd,wafat 595H / 1198 M), lahir dan dibesarkan di cordova. Ia adalah filsuf kenamaan yang tidak hanya dikenal di kalangan Islam, melainkan juga di kalangan pemikir-pemikir barat. Selain menulis filsafat, Ibnu Rusyd juga menulis tentang pengobatan, fauna, kosmologi, teologi, logika dan lain-lain. Di antara berbagai karyanya itu, yang paling masyhur adalah Tahafut At-Tahafut. Kitab ini lahir sebagai sanggahan terhadap Al Ghazali yang berjudul Tahafuf Al-Falasifah (kerancuan para filsuf). Kitab Tahafut At_Tahafut ini dikemas dalam bentuk polemik. Pertama-tama ditampilkan kritik dan argumentasi Al-Ghazali terhadap pemikiran filsafat, kemudian diikuti dengan kritik dan argumentasi Ibnu Rusyd terhadap pemikiran Al-Ghazali. Kritik atas kritik yang yang dibangun Ibnu Rusyd merupakan wahana untuk membentuk sikap kritis di kalangan umat Islam.

       Pada abad ke-14, yakni sekitar masa satu generasi sesudah padamnya gelombang kedua Hellenisme, Ibnu Taimiyah (Taqi al-Din Ahmad Ibnu Taimiyah, wafat 728 H/1328 M), seorang pemikir pembaharu dari Damaskus, telah secara sangat dini menyadari kesalahan prinsipil keseluruhan bangunan filsafat dan Kalam, dan dengan sangat kompeten membongkar kepalsuan logika Aristoteles (ilmu mantiq) yang banyak menguasai jalan pikiran para sarjana islam, termasuk misalnya, al-Ghazali yang menolak filsafat itu. Ibnu Taimiyah sering digambarkan sebagai seorang pemikir fanatik dan reakioner. Dalam usahanya membongkar otoritas Falsafah Ibnu Taimiyah telah menulis berbagai karya khusus. Salah satunya ialah Al-Raad ‘ala al-Manthiqiyyin (“Bantahan Kepada Para Ahli Logika”), yang dihargai sangat tinggi oleh para sarjana modern, yang membuatnya dapat di anggap sebagai peletak dasar pertama bagi logika John Stuart  Mill dan pendahulu filsafat David Hume. Sebuah karya lainnya di tulis Ibnu Taimiyah sebagai kritik yang ditunjukkan kepada filsafat ibnu rusyd  dalam bukunya, al’Kasf ‘an Manahij al-Adillah (“Penyikapan Berbagai Metode Pembuktian”).

            Melihat sekilas dari sejarah khazanah keilmuan pemikir islam di atas kita dapat mengambil hikmah kita harus semangat dalam bertholabul ilmi, dan ini merupakan sebuah PR besar bagi pemeluk agama islam terlebih lagi generasi muda islam agar lebih semangat dan memacu ghiroh akan keilmuan.

RESUMAN DASAR KAIDAH BERFIKIR LOGIKA DLAM ILMU MANTIK

 




RESUMAN DASAR KAIDAH BERFIKIR LOGIKA DLAM ILMU MANTIK

        Ketika kita dalam ruang lingkup diskusi kita selalu terjebak dalam kaidah berfikir yg di warisi oleh kaum sofis yunani yaitu debat kusir yang tanpa henti, saling menyalahkan, dan merasah jawabanya yang paling benar. Kaum sofis yunani selalu bermain-main dengan terma-terma tertentu tanpa perduli dengan makna-makna yang di kandungnya. Sampai sekarang orang-orang seperti itu, kita sering saksikan. Kerusuhan dan keresahan yang kita lihat dewasa ini, sering kali bermula dari orang-orang seperti itu. Maka dalam kajian ilmu mantik di bentuklah dasar-dasar kaidah berpikir, agar dalam berpikir dan berdiskusi kita berpikir logis dan tidak membuat definisi dan nalar logika sekehendaknya ( sak karepe dewe). Tidak hanya dalam ruang lingkup diskusi, dalam berselancar di dunia MEDSOS kita selalu terburu-terburu dalam memaknai arti dan terburu menyalahkan seseorang, bahkan mengkafir syirikkan yang berbeda faham dengan kita. Dengan belajar dasar kaidah berfikir mantik semoga kita semakin awas, dan mawasdiri dalam memaknai hidup dan segala persoalan.

Dasar Istidlal /inference ( peroses pengambilan dalil ) dalam kaidah berfikir:

1.      Qanun adz – Dzatiyah / Qonun al – huwawiyah ( Law of identity)

   Secara seserhana, kaidah pertama ini hendak menegaskan bahwa setiap sesuatu itu memiliki hakikat dan ciri khasnya yang bersifat tetap, yang dengan ciri khas tersebut mereka saling berbeda satu sama lain dan tidak bisa di persamakan.  Dua hal yang berbeda tidak boleh di anggap sama.

Contoh: “tuhan dan makhluk. Hakikat tuhan dan makhluk sudah jelas berbeda. Karena itu menurut hukum logika, kita tidak bisa mengatakan bahwa allah itu makhluk dan makhluk itu adalah allah. Allah ya allah. Mahluk ya makhluk. Tidak bisa di persamakan.”

2.      Qanun ‘Adam at -Tanaqudh ( Lau of noncontradiction)

   Dua hal yang bertentangan tidak mungkin terhimpun.

Contohnya:” anda tidak bisa mengatakan bahwa dzat tuhan itu esa, tetapi sekaligus berbilang. Mengapa ? Karena ke esaan dan keterbilangan adalah dua hal yang bertentangan. Dua hal yg bertentangan tidak mungkin dapat terhimpun. Dan akal sehat kita jelas akan mengamini itu. Tapi, anda bisa saja mengatakan dzat tuhan itu esa, tetapi sifatnya berbilang. Kenapa? Karena subjek yang di maksud sudah berbeda. Yg pertama dzat yang kedua sifat.

3.      Qanun al – imtina’ / Qanun ats-Tsalits al-Marfu’( Law of Exluded Middle)

   Dua hal yang bertentangan itu tidak mungkin saling mendustakan satu sama lain ( an-naqidhan la yukadzdzibain). Dengan ungkapan lain, salah satu dari dua hal yang bertentangan itu harus benar. tidak ada kemungkinan ketiga. Yang ketiga sudah terangkat karena itu kaidah ini dibsebut sebagai kaidah “ kemungkinan ketiga yg terangkat” ( ats- tasalits al_ marfu’).

Contoh sederhana hitam dan putih. Dua warna itu saling berlawanan tapi sebenarnya tidak saling bertentangan. Anda bisa saja mengatakan bahwa barang ini tidak hitam, juga tidak putih. Karena bisa jadi hijau, kuning, merah dan seterusnya.

   Tetapi, anda tidak bisa mengatakan bahwa barang ini hitam sekaligus putih. Kalaupun hitam dan putih itu berkumpul, hitam ya tetap hitam, putih ya tetap putih. Jika keduanya melebur maka yang terlahir bukan hitam ataupun putih, melainkan warna lain.

Minggu, 28 Agustus 2022

OPINI : Social Distancing (Individu dan Masyarakat), Perubahan Sosial Lewat Komunikasi Digital Saat Pandemi



OPINI : Social Distancing (Individu dan Masyarakat), Perubahan Sosial Lewat Komunikasi Digital Saat Pandemi

Oleh : khoirul Anwar, Cabang Malang

    Kehadiran pandemi penyakit corona virus 2019 (Covid-19) telah mengubah tatanan dunia dalam waktu singkat. Mungkin tidak ada yang bisa membayangkan bahwa pandemi ini akan menyebabkan  begitu banyak penderitaan manusia. Dalam waktu singkat, pandemi  menyebar dengan cepat  dan luas, merenggut banyak nyawa. Secara sosiologis, pandemi Covid-19 telah mengakibatkan perubahan sosial yang tidak direncanakan. Artinya, perubahan sosial yang terjadi secara sporadis dan tidak diinginkan oleh masyarakat. Akibatnya, ketidak siapan masyarakat terhadap pandemi ini  menyebabkan gangguan sosial di segala aspek kehidupan masyarakat. 
    Penyebaran virus corona ini telah membawa perubahan di masyarakat, salah satunya adalah di bidang komunikasi. Orang harus terbiasa. Perubahan terjadi dalam cara orang berkomunikasi, berpikir dan bertindak. Padahal, perubahan masyarakat akibat bencana corona ini sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi melalui digitalisasi, yang kita sadari dan tanpa kita sadari. Stephen W. Dalam bukunya Theories of Human Communication (Sendjaja, 2014), Littlejohn memberikan tiga pendekatan komunikasi antar manusia.
1. Pendekatan saintifik (ilmiah dan empiris). Secara umum, pendekatan ini berlaku di kalangan ilmuwan eksakta. Perspektif yang menekankan pada unsur objektivitas dan pemisahan antara yang diketahui (subjek yang diketahui dan dipelajari) dan yang diketahui (subjek pelaku atau pengamat).
2. Pendekatan humanistik (Interpretative Humanities). Ini adalah pendekatan perspektif yang mengarah pada prinsip subjektivitas. Orang-orang mengamati sikap dan perilaku orang-orang di sekitar mereka, mengasimilasi mereka dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan orang-orang di sekitar mereka.
3. Pendekatan ilmiah sosial. Ini adalah kombinasi dari pendekatan ilmiah dan kemanusiaan, dan subjek penelitian adalah kehidupan manusia, termasuk memahami perilaku manusia.
Jelas bahwa orang membutuhkan kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan orang-orang di sekitar mereka. Begini penampakan pandemi Covid-19 Corona dalam hubungan yang jauh dari ideal.

Penerapan (Social Distancing), Interaksi Manusia dan Komunikasi Digital

    Penting untuk di renungi dan berpikir bahwa Social Distancing dan menjaga jarak tidak membuat kita berhenti bersosial. Hanya saja saya tidak terbiasa memindahkan ruang fisik ke ruang virtual dalam keseharian kita. Komunikasi digital sangat dekat  di sekitar kita, yang sebenarnya sangat berkontibisi besar dalam kehidupan sosial.meskipun dengan adanya Social Distancing kita tetap bisa bersossialisasi melalui berbagai media di era globalisasi ini yang menunutut pada kecanggihan komunikasi digital untuk tetap berinteraksi sosial. Media-media yang tersedia dapat di manfaatkan sebagai media pemasaran, media interaksi, media pembelajaran. Jembatan-jembatan melalui media tersebut tentunya dapat memberikan edukatif, informatif dan persuasife. Media yang dimaksud yang di gunakan tanpa melakukan kontak fisik meliputi Whatsap, Instagram, Twiter, Facebook dan lainnya
    Bukankah ini sudah menjadi gaya hidup kita, termasuk orang Indonesia? Misalnya, kebiasaan bangun tidur langsung mencari gadgetnya meskipun sebatas cek pesan masuk, lihat status, dan lainnya.Saat belum terjadi wabah pandemik Covid-19, kita seringkali disibukkan dengan aktivitas melalui komunikasi sosial yang di mana komunikasi dilakukan tidak harus kontak fisik atau tatap muka. Artinya masyarakat tetap bisa melakukan interaksi sosial dengan menggunakan teknologi komunikasi, terutama media sosial. Kala itu sempat menjadi kekhawatiran, terutama untuk generasi penerus, dalam lunturnya keakraban secara langsung karena masing-masing seperti memiliki dunianya sendiri. Namun sekarang seolah melempar kesalahan pada kebijakan pemerintah dengan adanya pembatasan jarak sosial. Teknologi saat ini sudah berkembang demikian pesat sehingga kita bisa tetap saling terhubung tanpa harus secara fisik berada di dalam ruangan atau tempat yang sama, Dengan begitu interaksi kita hanya terbatas pada jarak Social Distancing namun tidak terbatas dalam berkomunikasi, meskipun ada kalanya akan lebih efektif jika di lakukan dengan berkomunikasi lansung secara tatap muka dalam satu ruangan (Komunikasi Interpersonal). Tidak hanya interaksi individu dengan individu yang lain saja yang terkungkung dalam dimensi dunia maya, tetapi perekonomian pasca pandemi ini merubah perekonomian. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan menurunnya perekonomian dan aktivitas di berbagai sektor dan wilayah di Indonesia. Walau economic shock yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 berangsur mereda seiring stabilnya pasar keuangan domestik dan menggeliatnya beberapa sektor perekonomian. Akan tetapi mengingat sifatnya yang memukul baik sisi penawaran mau pun permintaan dari perekonomian, upaya pemulihan masih memerlukan lebih banyak waktu.

Sabtu, 26 Januari 2019

Jangan menjadi gelas


  seorang guru menghampiri muridnya ketika jam pelajaran selesai. ada salah seorang murid yang belakangan ini wajahnya selalu murung.

 "kenapa kau selalu murung nak? bukankah banyak hal yang indah di dunia ini...? kemana perginya wajah bersyukurmu? sang guru bertanga.

 "pak guru, belakangan ini hidupku penuh dengan masalah, sulit bagi saya untuk tersenyum. masalah datang seperti tak ada habisnya...." jawabannya

 sang guru terkekeh."nak ambil segelas air dan 2 garam. bawalah kemari biar ku perbaiki suasana hatimu." zimurid pun beranjak dengan perlahan tanpa semangat. ia melakukan permintaa gurunya itu, lalu kembali lagi dengan membawa gelas dan 2 genggam garam di tanagnnya.

 "coba ambil segenggam garam dan masukkan ke segelaz air itu." kata sang guru."setelah itu coba kau minum airnya  sedikit." si murid pun melakukannya. wajahnya kini meringis  karna minum air asin.

 "bagaimana rasanya?" tanya sang guru."asin dan perutku jadi mual."  jawab si murid dengan wajah yang meringis. sang guru terkekeh  melihat wajah muridnya meringis keasinan."sekarang kau lihat aku .." sang murid membawa muridnya kedanau di dekat tempat mereka.

 "ambil garam yg tersisa, dan tebarkan ke danau." si murid menebarkan segenggang garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. rasa asin dimulutnya belum hilang,taapi tak di lakukannya. rasanya tak sopan meludah di hadapan guru,begitu pikirnya.

 "sekarang kamu coba minum air danau itu." kata sang guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk di dudukinya, tepat di pinggir danau. simurid menampungkan kedua tangannya , mengambil air danau dan membawanya kemulutnya, lalu meneguknya. ketika air danau yang dingin dan segar mengalir ditenggorokannya, sang guru bertanya kepadanya. "bagaimana rasanya?"

 "segar, segar sekali". Kata si murid sambil mengelap mulutnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air diatas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil dibawah. Dan sudah pasti air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa dimulutnya.

“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi..?” “tidak sama sekali” Kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

 “Nak,,” Kata sang guru setelah muridnya selesai minum. “Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang kamu alami sepanjang kehidupanmu itu, sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu.

 Jumlah tetap, segitu – segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir kedunia pun demikian. Tidak ada satupun manusia, walaupun dia seorang nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”

 Si murid terdiam, mendengarkan. “Tapi nak, ‘rasa asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah menjadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.”

 Kesimpulannya.. janganlah berpikiran sempit, karena kita punya 2 mata juga otak untuk berpandangan luas. Pandanglah kedepan seluas – luasnya. Maka, masalah yang anda hadapi akan terasa lebih mudah. (walaupun butuh pengorbanan).
Sekali lagi,, janganlah menjadi Gelas…..

Sumber : inmotivasi

Kamis, 24 Januari 2019

Hidup Adalah Belajar






Hidup adalah belajar
belajar bersyukur meski tak cukup
belajar ikhlas meski tak rela
belajar taat meski berat,
belajar memahami meski tak sehati,
belajar bersabar meski terbebani
belajar setia meski tergoda
belajar dan terus belajar
dengan keyakinan setegar karang,
tapi sudah menjadi kodrat, 
hati seperti air laut bergelombang,
kadang pasang kadang surut
terkadang pula sering terbawa arus
maka dari itulah kita harus belajar 
untuk tetap berada di jalan yang BENAR,
belajar menjadi LEBIH BAIK

Rabu, 23 Januari 2019

Biodata dan Biografi Gus Mus

BIODATA GUSMUS
Lahir : Rembang, 10 Agustus 1944
Agama : Islam
Jabatan: Pimpinan Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah
Istri: Siti Fatimah
Anak:
1. Ienas Tsuroiya
2. Kautsar Uzmut
3. Randloh Quds
4. Rabitul Bisriyah
5. Nada
6. Almas
7. Muhammad Bisri Mustofa
Ayah : KH. Bisri Mustofa
Ibu : Marafah Cholil
Pendidikan Gus Mus :
– Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo Kediri
– Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta
– Raudlatuh Tholibin, Rembang
– Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir

BIOGRAFI GUSMUS
 Kharismatik Ulama Nusantara memang sudah tak di ragukan lagi, mulai dari keilmuannya yang beragam, ta'dzimnya pada masing-masing gurunya, serta kerendahan hatiannya yang luar biasa. Salah satu Ulama tersebut adalah KH. Achmad Mustofa Bisri yang sangat pantas sebagai panutan umat di Negeri Indonesia ini.
 Beliau adalah ulama sepuh dan kharismatik, tausiahnya selalu menyejukkan dan selalu mengedepankan kerukunan antar umat. Gaya bicaranya juga kalem, sopan dan penuh dengan tata krama. Beliau adalah KH. Mustofa Bisri atau sering disapa Gus Mus. Profil dan bidata Gus Mus adalah salah satu tokoh NU yang sanagt dihormati oleh banyak kalangan.
KH. Bisri Mustofa penulis Tafsir al-ibris yang masyhur, di zamannya termasuk ulama ‘nyeleneh’ karena bekerja sebagai penulis. Beliau dikenal kemampuannya menerjemahkan kitab-kitab klasik berbahasa Arab menjadi bacaan indah sekaligus mudah difahami.
 Produktivitas menulis keluarga ulama ini, khususnya produktivitas kepenulisan KH. Bisri Mustofa dan KH. Misbach Mustofa (keduanya putra H. Zaenal Mustofa) baik dalam bahasa Indonesia, Jawa mmaupun bahasa Arab mendorong inovasi diadakannya pelatihan menulis dalam bahasa Indonesia dan menerjemahkan kitab dalam bahasa Indonesia bagi para santri Taman Pelajar Islam (1983) yang diprakarsai adik Gus Mus KH M. Adib Bisri. Ketika itu kemampuan menulis dalam bahasa Indonesia rata-rata santri sangatlah minim
 Gus Mus sendiri bersama kakaknya KH M. Cholil Bisri, sejak muda mempunyai kebiasaan menulis sajak dan saling berlomba untuk dipublikasikan. Gus Mus yang suka membaca sejak masa kanak kanak, tulisannya sejak remaja sudah banyak dimuat berbagai mdia masa termasuk Kompas (Kompas Minggu 9 Januari 1997:2). (Untuk menghindarkan diridari ‘bayang-bayang’ nama besar ayahnya, Gus Mus pernah menggunakan nama M. Ustov Abi Sri sebagai pseudonimnya). Pentas baca puisinya yang pertama (1980-an) telah menuai banyak pujian dan Gus Mus segera dikukuhkan kehadirannya sebagai “bintang baru’ dalam dunia kepenyairan Indonesia. Ia menjadi satu-satunya penyair Indonesia yang menguasai sastra Arab (bukan sekedar terjemahannya). Kini sajak-sajak Gus Mus terpampang hingga ruangan kampus Universitas Hamburg (Jerman). Tulisannya tersebar luas diantaranya bisa kita baca di Intisari, Horison, Kompas, Tempo, Detak, Editor, Forum, Humor, DR, Media Indonesia, Republika, Suara Merdeka, Wawasan, Kedaulatan Rakyat, Bernas, Jawa Pos, Bali Pos, Duta masyarakat (Baru), Pelita, Panji Masyarakat, Ulumul Qur’an, Ummat, Amanah, Aula, Mayara. Pada majalah Cahaya Sufi (Jakarta), MataAir (Jakarta), MataAir (Yogyakarta), Almihrab (Semarang) Gus Mus duduk sebagai Penasehat.
Dan Inilah salah satu karya Gus Mus


KALAU KAU SIBUK KAPAN KAU SEMPAT

Kalau kau sibuk berteori saja

Kapan kau sempat menikmati mempraktekkan teori?


Kalau kau sibuk menikmati praktek teori saja

Kapan kau memanfaatkannya?


Kalau kau sibuk mencari penghidupan saja

Kapan kau sempat menikmati hidup?

Kalau kau sibuk menikmati hidup saja

Kapan kau hidup?


Kalau kau sibuk dengan kursimu saja

Kapan kau sempat memikirkan pantatmu?

Kalau kau sibuk memikirkan pantatmu saja

Kapan kau menyadari joroknya?


Kalau kau sibuk membodohi orang saja

Kapan kau sempat memanfaatkan kepandaianmu?

Kalau kau sibuk memanfaatkan kepandaianmu saja

Kapan orang lain memanfaatkannya?


Kalau kau sibuk pamer kepintaran saja

Kapan kau sempat membuktikan kepintaranmu?

Kalau kau sibuk membuktikan kepintaranmu saja

Kapan kau pintar?


Kalau kau sibuk mencela orang lain saja

Kapan kau sempat membuktikan cela-celanya?

Kalau kau sibuk membuktikan cela orang saja

Kapan kau menyadari celamu sendiri?


Kalau kau sibuk bertikai saja

Kapan kau sempat merenungi sebab pertikaian?

Kalau kau sibuk merenungi sebab pertikaian saja

Kapan kau akan menyadari sia-sianya?


Kalau kau sibuk bermain cinta saja

Kapan kau sempat merenungi arti cinta?

Kalau kau sibuk merenungi arti cinta saja

Kapan kau bercinta?


Kalau kau sibuk berkhutbah saja

Kapan kau sempat menyadari kebijakan khutbah?

Kalau kau sibuk dengan kebijakan khutbah saja

Kapan kau akan mengamalkannya?


Kalau kau sibuk berdzikir saja

Kapan kau sempat menyadari keagungan yang kau dzikiri?

Kalau kau sibuk dengan keagungan yang kau dzikiri saja

Kapan kau kan mengenalnya?


Kalau kau sibuk berbicara saja

Kapan kau sempat memikirkan bicaramu?

Kalau kau sibuk memikirkan bicaramu saja

Kapan kau mengerti arti bicara?


Kalau kau sibuk mendendangkan puisi saja

Kapan kau sempat berpuisi?

Kalau kau sibuk berpuisi saja

Kapan kau memuisi?


(Kalau kau sibuk dengan kulit saja

Kapan kau sempat menyentuh isinya?

Kalau kau sibuk menyentuh isinya saja

Kapan kau sampai intinya?

Kalau kau sibuk dengan intinya saja

Kapan kau memakrifati nya-nya?

Kalau kau sibuk memakrifati nya-nya saja

Kapan kau bersatu denganNya?)


“Kalau kau sibuk bertanya saja

Kapan kau mendengar jawaban!”

1987

Dan Masih banyak yang lainnya karya Beliau yang tertulis, baik puisi, cerpen, lukisan dan lainnya. Semoga kita bisa mengikuti jejaknya.

Biodata DAN Biografi Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar
Nama Lengkap : Chairil Anwar
Tanggal Lahir : 26 Juli 1922
Tempat Lahir : Medan, Indonesia
Pekerjaan : Penyair
Kebangsaan : Indonesia
Orang tua : Toeloes (ayah) dan Saleha (ibu)

Biografi Chairil Anwar
Salah satu biografi sastrawan Indonesia yang paling banyak dicari adalah biografi Chairil Anwar. Siapa dia? Anda tentunya pernah mendengar namanya bukan? Nama Chairil Anwar telah begitu poopuler di Indonesia, bahkan namanya juga banyak dikenal dalam dunia sastra di berbagai negara.
Chairil Anwar terkenal sebagai penyair yang hidup dan matinya tidak dapat dilepaskan dari puisi Indonesia modern. Dia lahir pada tanggal 22 Juli 1922 di Medan, Sumatra Utara.
Ia adalah penyair besar yang telah melahirkan berbagai karya sastra yang begitu fenomenal. Ia memiliki julukan populer yang cukup menarik, yakni “Si Binatang Jalang”. Kenapa Chairil Anwar dijuluki “Si Binatang Jalang”? Jangan berburuk sangka dulu ya. Julukan ini ia dapatkan karena karya puisinya yang berjudul “Aku”. Di dalam karya tersebut, Chairil Anwar menuliskan kata “Akulah Binatang Jalang.

 AKU
 
" Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi"

Selasa, 22 Januari 2019

Thasawuf Cinta





jika cintaku padamu laksana ilmu alat
maka aku laksana abul ilmi
dan engkau laksana ummul ilmi
engkau dan aku akan selalu bersama
dan akan lahir dari kita ilmu-ilmu yang lain

jika cintaku padamu laksana ilmu fikih
maka aku akan belajar bagaimana hukum mencintaimu
sehingga mengetahui syarat-syarat dan rukun-rukun mencintaimu

jika cintaku padamu ibarat ilmu tauhid
aku akan belajar bagaimana meyakinkan hatiku
kalau hanya dirimu pendamping hidupku

dan jika cintaku ibarat ilmu thasawuf
aku akan belajar bagaimana agar rasa cinta
yang tumbuh di hatiku bukan karna nafsu.






                                                                                                              KHOIRUL ANWAR

Senin, 21 Januari 2019

Secangkir Kopi Dan Senja



saat diri butuh inspirasi
ku ambil secangkir kopi
untuk membangkitkan inspirasi yang telah mati

ku duduk di pinggir pantai
sambil kupandangi senja
yang semakin hilang

kulihat banyak orang menikmati senja
yang semakin memudar, hilang ditelan kegelapan

senja adalah tempat untuk menenangkan diri
untuk intropeksi diri dengan ditemani secangkir kopi
dan mengenang masa masa yang telah kita lewati







                                                                                                          KHOIRUL ANWAR

Babad Rindu




mari aku simpan wajahmu dalam rindu batinku
pada rahim musim atau luluhan daun yang sendu

angin di selatan itu menapaki iklim wajahmu
mari aku tendaskan keraguanmu menikmati rindu

perpisahan denganmu adalah perpisahan yang ragu
selalu kau ceritakan sendu sendamu padaku

wahai perpisahan mengapa kau ciptakan rindu
pada keraguannya yang lugu?












                                                                                                           ALFIAN FAUZI