BERDAKWAH
TANPA GURU
Oleh
: Khoirul Anwar
Berdakwah merupakan sebuah kewajiban
bagi setiap umat islam. Sebagai umat yang mendapat predikat Khairu Ummah (sebaik-baiknya umat)
setiap individu muslimin-muslimah diperintahkan untuk berdakwah sesuai kadar
kemampuannya. Banyak dalil atau ayat dan hadis yang menyebutkan kewajiban
berdakwah bagi setiap individu mukmin. Dalam sebuah hadis shahih, rasulullah
saw bersabdah :
ุนู
ุนุจุฏ ุงููู ุงุจู ุนู
ุฑูุงู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
ูู ุจูุบูุง ุนูู ูููุงูุฉ ... ุฑูุงู
ุงูุจุฎุงุฑู
Dari
abdullah bin amr di tuturkan bahwasannya rasulullah saw bersabdah “ sampaikan
dariku walau satu ayat “. (HR. Bukhari)
ููุชู
ุฎูุฑุงู
ุฉ ุงุฎุฑุฌุช ูููุงุณ ุชุฃู
ุฑูู ุจุงูู
ุนุฑูู ูุชฺูพูู ุนู ุงูู
ฺูฉุฑูุชุคู
ููู ุจุงููู......
“
Kamu adalah umat yang terbaik yang di lahirkan untuk manusia, menyeru kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada allah..... ( QS.
ALI IMRAN /3:110 ).
Sebagian ulama’ ada yang menyebut
berdakwah itu hukumnya fardu kifayah (kewajiban Kolektif) dan ada juga yang
menyatakan fardu ain. Lalu bagaimana jika seorang mukmin berdakwah tenpa adanya
sanat keilmuan, cukup dengan bermodalkan bacaan buku agama, bermodalkan satu,
dua hadis dan ayat al qur’an tanpa tahu hadis tersebut tergolong hadis hasan,
shahih, dhoif, dan azbabun nuzul turunnya ayat tersebut? Benarkah hanya dengan
bermodalkan pengetahuan dari buku bacaan dan surban, bikin konten di youtube,
mendapat viwers banyak bisa jadi muballig tanpa mempertimbangkan sanat
keilmuan?
Melihat paradigma kehidupan kitdz
jaman now masakini sangat miris sekali. Cukup bermodalkan pengetahuan minim,
tampa sanat keilmuan yang jelas berdakwah di youtub menjadi ajang sensasi,
menjadi profesi mencari jalan ekonomi dengan mengembar gemborkan agama, dogma
agama yang memeca belah persatuan negara. Dengan saling mengkritik. Perang
argumen menjadi tak terkendali media sosoal memanas, umat menjadi bringas
terpengaruh ulama’ bermodalkan buku bacaan agama tanpa di pelajari mendalam, jengot yang panjang, jidat dahi yang
gosong dan surban belaka.
Belakangan ini dengan bantuan sosial
dan internet murah, banyak orang – orang yang merasa sudah sampai pada level tertentu
padahal ia baru mulai, tak sedikit pula yang merasa telah memulai padahal belum
berbuat apa – apa. Nah kesombongan intelektual semacam ini mulai sangat
menyeruak di depan hidung kita.
Hanya dengan kerap berselancar di
dunia maya seorang telah merasa paling pakar dan ahli lalu dengan pongahnya
menyalahkan oranglain, nabi, dan bahkan tuhan juga di kritik. Merasa paling
agamis dan religius kemudian dengan jumawa mengkafir syirikkan kelompok lain.
Bocah ingusanpun merasa paling intelek hanya dengan mengikuti satu dua baris
pendapat tokoh lantas dengan arogannya mempersetankan pendapat yang lain, hanya
tahu sangat sedikit tentang jauh lebih sedikit hal, tapi merasa tahu banyak
tentang sangat banyak hal.
Fakta dilapangan mengatakan media
sosial dan internet merupakan sebagai ajang mendapat sensasi, pencari ekonomi, propaganda
dogma agama, dan saling menjustifikasi tanpa menelusuri akar permasalahan. Unjuk
rasa aksi turun jalan dengan takbir mengema, bendera lafaz lafdul jalalah, ingin
mengubah falsafah pancasila menjadi khilafah, memecah belah persatuan dengan
mengatas namakan agama dan tuhan. “ sebelum belajar tentang tuhan dan agama
terlebih dahulu belajarlah tentang manusia. Sehingga suatu saat nanti anda
membela tuhan dan agama, anda tidak lupa bahwa anda adalah manusia “. Ach.
Dhofir zuhry
Yang membedakan agama islam dengan
agama yang lain, negegara negara barat yang berkembang baik saintek maupun
iptek adalah sanat ke ilmuan. Ilmu yang dapat di pertanggung jawabkan adalah
ilmu yang diperoleh melalui jalur yang jelas dan diyakini dapat dipercaya.
Bimbingan seorang guru menjadi bukti kuat kebenaran ke ilmuan tersebut. Tanpa melalui
bimbingan seorang guru kebenaran ilmu masih di ragukan. Sistem trasfer ilmu
dengan jalur yang jelas dan pasti seperti ini di sebut dengan “ sanad “ dan hanya di miliki oleh umat nabi
muhammad saja. Sistem inilah yang menjaga kemurnian ajaran islam dan
mempertahankannya hingga lima belas abat lamanya.
Dalam islam tidak ada satupun orang
yang bebas berkata ini dan itu tanpa sumber yang jelas, jika ada yang bersuara
lantang tanpa dasar maka dengan sendirinya akan tertolak. Imam abdullah bin
mubarok mengatakan :
ุงูุงุณูุงุฏ
ู
ู ุงูุฏูู ููููุงู ููุงู ู
ู ุดุงุก ู
ุง ุดุงุก
“
Penyandaran (ilmu pada ahli imu) adalah bagian dari agama andai tidak ada sanad
siapapun akan bebas berkata apapun “.
Pepatah Arab mengatakan, "Wa
innamal 'ilmu bitta'allum. Ilmu itu harus berguru." Pepatah ini sudah
menjadi pakem bagi siapa saja yang ingin alim, ingin berilmu, harus berguru.
Sebab ilmu tidak akan hasil sempurna kecuali memiliki seorang guru, seorang
murabbi.
ู
ู
ูุง ุดูุฎ ูุงูุดูุทุงู ุดูุฎู
“Siapa
saja yang tidak memiliki guru, maka Syaitanlah yang menjadi gurunya”
Dalam
kesempatan lain, kita juga mendengar sebuah ungkapan hampir senada yang
berbunyi:
ู
ู
ูุงู ุดูุฎู ูุชุงุจู ูุงู ุฎุทุฃู ุฃูุซุฑ ู
ู ุตูุงุจู
“Siapa
saja yang menjadikan kitab (buku) sebagai gurunya, maka dia akan lebih banyak
salah dari pada benarnya”.
Maqolah
– maqolah di atas sebagai bukti bahwa belajar agama harus ada gurunya.